TEMPO Interaktif, Jakarta: Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Soetardjo Soerjo Guritno meminta menteri Perhubungan Hatta Radjasa secara legowo mengundurkan diri dari kabinet. Hatta Radjasa tidak usah menunggu diberhentikan oleh Presiden atau didesak mundur. "Ini lebih terhormat, ketimbang diberhentikan oleh Presiden," kata Sutardjo di gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu (7/3). Permintaan tadi berkaitan dengan kecelakaan pesawat Garuda Boeing 737-400 di Yogyakarta Rabu pagi. Sutardjo juga mengkaitkan dengan beberapa kecelakaan yang terjadi sebelumnya seperti terbakar dan tenggelamnya kapal motor Levina I, hilangnya pesawat Adam Air, sejumlah kecelakaan kereta api, dan tenggelamnya kapal motor Senopati akhir tahun 2006 lalu. Sutadjo juga meminta Presiden bersikap tegas terhadap pembantu-pembantunya yang tidak berhasil menjalankan tugas. Dia mengusulkan agar Presiden segera melakukan reshuffle kabinet dengan memasukan orang-orang yang lebih berkualitas. Dia melihat beberapa menteri tidak bisa melaksanakan tugas dengan baik sehingga perlu diganti. Namun, dia tidak bersedia menyebut menteri apa saja yang harus diganti. "Presiden tentu lebih tahu," kata dia. Sementara Ketua DPR Agung Laksono, mengatakan pemerintah harus bertanggung jawab terhadap beberapa kecelakaan transportasi yang akhir-akhir ini sering terjadi. Menteri perhubungan sebagai pejabat yang paling bertanggungjawab harus memberikan penjelasan atas berbagai kecelakaan tersebut. Mengenai permintaan agar Hatta Radjasa mengundurkan diri, menurut Agung, itu menjadi urusan Presiden. "Tapi yang pasti pemerintah harus bertanggung jawab," kata Agung. ERWIN DARYANTO