TEMPO Interaktif, Solo:PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX mengklaim akibat sengketa lahan perkebunan karet di Batujamus, Karanganyar, dengan warga sekitar selama tujuh tahun terakhir ini telah menyebabkan kerugian lebih dari Rp 7 miliar. Tidak kurang dari 79 ribu pohon karet ditebangi warga."Tetapi, tidak banyak pengaruhnya terhadap produksi karet PT PN IX," kata Sinta Setyarini, juru bicara perusahaan tersebut. Menurut Sinta, pada tahun 2006 lalu produksi getah karet PT PN IX mencapai 22.898 ton. Jumlah tersebut naik dibanding tahun 2005 yang sebesar 22.814 ton.Penebangan pohon karet produktif terakhir terjadi awal Februari lalu. Terhitung sebanyak 19.086 pohon ditebangi warga yang mengklaim lahan karet seluas 420 hektare di Desa Sambirejo, Batujamus, Karanganyar, sebagai lahan mereka.Lahan perkebunan karet di desa itu menjadi sengketa sejak tahun 2000. Masyarakat yang tergabung dalam Forum Pembela Kebenaran dan Keadilan Sambirejo (FPKKS) menuntut agar lahan perkebunan itu dikembalikan ke warga dengan alasan sebelumnya merupakan lahan nenek moyangnya. Namun PT PN IX menolak karena lahan tersebut milik negara.Perkebunan karet peninggalan zaman Belanda menjadi salah satu perkebunan yang dinasionalisasi pemerintahan pada tahun 1958. PTPN IX mengklaim mendapatkan hak guna usaha (HGU) dengan jangka waktu 25 tahun dan bisa diperpanjang. Izin HGU PTPN IX terakhir jatuh tempo 31 Desember 2006 lalu dan kini PTPN IX masih mengurus perpanjangan HGU.Imron Rosyid