TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil ketua Komisi B DPRD Jawa Timur (yang menangani soal Pertamina dan gas bumi) Sabron Jamil Pasaribu mempertanyakan tindakan aparat menembak lima warga yang melakukan aksi unjuk rasa memblokir jalan masuk sumur minyak Join Operating Body (JOB) Pertamina - Devon, Tuban, Rabu (2/5). “Tindakan aparat menembak warga seperti yang diberitakan media massa apakah sudah seusai dengan prosedur. Apakah aparat sudah harus menembak. Bisa saja mereka dibubarkan tanpa penembakan,” tegas Sabron kepada Tempo News Room di Gedung DPRD Jawa Timur, Jumat (3/5) pagi. Menurut dia, bila aparat menganggap unjuk rasa yang dilakukan warga desa Rahayu Kecamatan Soko Tuban mengganggu ketertiban umum dan lingkungan, petugas bisa membubarkan mereka dengan tongkat, bukan dengan peluru. “Mereka kan bisa dinaikkan ke truk dan dibawa ke kantor polisi, bukan malah ditembak,” jelas Sabron. Namun demikian, kata Sabron, warga harus menyadari dan melihat segala persoalan dengan pikiran jernih. Sebab ladang minyak di Bojonegoro bisa menghasilkan devisa negara dan meningkatkan pendapatan anggaran daerah (PAD) provinsi maupunk. Sehingga, lanjut dia, bakal membawa perubahan pada kehidupan bangsa. Tuntutan warga yang minta ganti rugi, membangun poliklinik dan tuntutan-tuntutan lainnya, kata Sabron, harus dipertimbangkan secara serius oleh pemerintah, Pertamina maupun investor. Tetapi tuntutan itu harus dirembukkan dan didialogkan dengan berbagai instansi terkait. “Kalau perlu warga datang ke Dewan (DPRD Jatim). Jangan di lapangan, sebab bisa ditunggangi oleh pihak ke tiga yang berakibat adanya penyimpangan,” papar Sabron. Ia tidak sepakat dengan tindakan memblokir jalan masuk minyak, seperti yang dilakukan warga. Sebab, hal itu dapat mengganggu konsentrasi kerja sumur minyak. Komisi B sendiri akan membahas secara khusus persoalan tersebut. Kemudian komisi itu akan memanggil berbagai pihak mulai dari masyarakat, investor dan aparat keamanan. Sehingga persoalan ini tidak akan berlarut-larut. Seperti diketahui, aksi unjuk rasa lanjutan memblokir jalan masuk sumur minyak di JOB Pertamina Devon yang dilakukan warga desa Rahayu Tuban, Rabu lalu menelan sedikitnya 17 korban. Lima di antaranya tertembak peluru karet petugas gabungan Polres Tuban dan Polwil Bojonegoro dan dua belas lainnya luka parah dihantam popor senjata laras panjang petugas. Unjuk rasa yang dilakukan sejak Selasa (30/4) lalu menuntut pada JOB Pertamina -Devon memberi ganti rugi kepada warga yang terkena gas beacun akibat eksplorasi minyak serta membangun poliklinik di desa Rahayu. Warga menuntut juga agar menyewa lahan milik warga yang terletak 500 meter dari titik sumur minyak dan memberi sumbangan ke kas desa seratus juta perbulan dan memberikan prioritas warga desa lokal untuk menjadi tenaga kerja di Devon. (Adi Mawardi – Tempo News Room)
Berita terkait
Analisis Mohammad Kusnaeni untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini
4 menit lalu
Analisis Mohammad Kusnaeni untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak Malam Ini
Mohammad Kusnaeni memberi analisis untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Irak dalam perebutan posisi ketiga di Piala Asia U-23.