TEMPO Interaktif, Solo:Meski hujan sudah mulai turun, volume sejumlah waduk yang selama ini menjadi sumber irigasi bagi petani di wilayah eks Karesidenan Surakarta masih kering. Dari pemantauan yang dilakukan Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo, delapan dari 20 waduk di wilayah itu belum terisi air. "Airnya hanya sedikit tidak bias dimanfaatkan untuk irigasi," kata Kepala BPSDA Bengawan Solo Djohan Hidajat, Rabu (31/1).Kedelapan waduk yang masih kering tersebut meliputi Waduk Kembangan, Brambang, Botok, dan Blimbing di Sragen, serta Waduk Kedunguling, Plumbon, Ngancar, dan Parangjoho di Wonogiri. Menurut Djohan, sedikitnya volume waduk tersebut dikarenakan anomaly cuaca. "Sekarang ini seperti belum musim hujan karena hujan hanya turun sesekali saja," ujarnya.Mengenai 12 waduk lainnya, saat ini ketersediaan air memang masih sesuai dengan perkiraan. Namun, dia memperkirakan ke-12 waduk itu juga tidak bertahan lama untuk mengairi persawahan di sekitarnya. Menurut Djohan, seharusnya saat ini, waduk-waduk tersebut sudah harus ditutup pintu airnya untuk menampung air guna persediaan pada musim kemarau mendatang. "Tapi sekarang tetap dibuka, karena petani juga tidak bisa berharap dari air hujan saja," ujarnyaMenurut Djohan, volume ke-12 waduk itu juga terus berkurang. Dia menyebutkan salah satunya adalah Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri yang saat ini tingkat elevasi hanya 131,93. Ketinggian air itu menurun dibandingkan dua pekan sebelumnya yang masih mencapai 132,15 meter. "Kalau curah hujannya terbatas seperti sekarang ini, sepekan ke depan, Gajahmungkur tak bisa lagi untuk irigasi," ujarnya.Kerbatasnya air irigasi tersebut membuat petani pun klimpungan. Mereka terpaksa harus membuat sumur-sumur panthek sehingga menyebabkan biaya produksi penanaman padi pun bertambah dua kali lipat. Untuk membuat satu sumur dibutuhkan biaya hingga setengah juta lebih. Belum ditambah biaya operasional pemompaan air yang setiap jamnya harus mengeluarkan biaya sewa pompa sebanyak Rp 10 ribu per jam. Padahal, areal pertanian seluas seperempat hektar minimal membutuhkan waktu hampir 8 jam untuk mengairi sawah tersebut. Imron Rosyid