Rumah Buku Ultimus Masih Disegel

Reporter

Editor

Sabtu, 16 Desember 2006 18:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Rumah buku Ultimus masih dipasangi garis polisi (Police Line). Beberapa orang tidak dikenal ditenggarai masih berkeliaran di lokasi tempat diskusi Gerakan Marxis Internasional yang dibubarkan paksa oleh masa Persatuan Masyarakat Anti Komunisme. Masih banyak yang berkeliaran di depan pintu (Ultimus), kata Bilven, pemilik toko buku itu, Sabtu (16/12).Teman-temannya, ungkap Bilven, sebagian memperingatkan dia untuk berhati-hati. Pasalnya, masih ada orang yang tidak dikenal mencari-cari keberadaannya. Dia mengaku hendak berkoordinasi dengan rekannya yang ikut mengelola toko buku itu, langkah antisipasi yang akan dilakukan saat toko buku itu hendak dibuka kembali. Dia mengkhawatirkan adanya intimidasi pada pengelola toko buku itu atau pengunjung yang datang ke tempat itu. Kita ingin mengantisipasi, takutnya ada apa-apa, katanya. Paska pembubaran diskusi itu di sejumlah jalan di Kota Bandung diramaikan oleh spanduk yang meminta masyarakat waspada terhadap gerakan komunisme. Salah satunya, di pasang di Jalan Kalimantan yang dibuat oleh salah satu ormas di Kota Bandung. Pengacara dari LBH Bandung, Arif Yogiawan mengatakan, sebelas orang peserta diskusi sudah diperbolehkan pulang sejak Jumat (15/12) sekitar pukul sepuluh malam. Semuanya sudah diserahkan pada sanak keluarganya masing-masing. Para peserta dibebaskan setelah mendapat jaminan dari teman, kerabat, dan kuasa hukum. Dia menuturkan, semua peserta diskusi yang ditahan polisi malam itu berstatus saksi. Kami masih menunggu pengembangan penyidikan dari pihak kepolisian, katanya. Di antaranya, tambahnya, ada tidaknya tersangka dalam kasus itu. Arif mengatakan, pihaknya kini sedang mengusahakan pembukaan garis polisi Police Line. Keberadaan garis polisi itu, paparnya, membuat para peserta diskusi yang ditahan polisi tidak bisa mengambil barang-barangnya yang tertinggal di toko buku itu di antaranya sepeda motor dan tas. Sadikin, penyelenggara diskusi Marxis yang ditahan polisi, ketika dihubungi Tempo mengatakan, sudah dibebaskan polisi sejak Kamis (14/12) malamnya. Sekarang masuk angin dan cape ha-ha-ha, katanya. Dia bersama Marhaen Suprapto, pembicara diskusi itu di minta polisi menandatangani berita acara interogasi yang menuduhkan keduanya mengajarkan paham komunisme. Saya menolak, saya tanda tangan penolakan terhadap tuduhan itu, katanya. Dia membenarkan bahwa ketika penangkapan terjadi situs rumah kiri (www.rumahkiri.net) sengaja dibuat off-line sementara. Alasannya, jelasnya, khawatir penangkapan itu merembet pada para penyumbang tulisan di situs itu. Kami antisipasi saja, karena pemahaman Marxisme di sini sering salah kaprah, katanya. Sehari sebelumnya, Kepala Polisi Wilayah Kota Besar (Polwiltabes) Bandung Komisaris Besar Edmond Ilyas mengatakan pencabutan garis polisi (Police Line) bergantung pada hasil penyelidikan polisi atas kasus itu. (Pemasangan garis polisi) itu sementara, (jika) hasil pemeriksaan dinilai sudah tidak penting, ya kita cabut, katanya. ahmad fikri

Berita terkait

IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

7 Oktober 2023

IPW Desak Kapolda Metro Jaya Bebaskan 12 Aktivis Greenpeace

IPW mendesak agar Kapolda Metro Jaya membebaskan 12 aktivis Greenpeace Indonesia yang ditangkap kemarin. Mereka ditangkap pasca demo di Bundaran HI.

Baca Selengkapnya

Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

31 Juli 2023

Kisah Istri Dedi Hamdun Korban Penculikan 1997, Menunggu Suami Tiap Hari di Teras Rumah

Dedi Umar Hamdun adalah politikus yang juga merupakan aktivis dan menjadi korban penculikan era Orde Baru. Keluarganya terlunta-lunta.

Baca Selengkapnya

Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

16 November 2022

Top Nasional: Megawati, SBY dan JK Duduk Satu Meja di Gala Dinner KTT G20, 26 Mahasiswa Ditangkap saat Demo

Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, Jusuf Kalla, Try Sutrisno, dan Hamzah Haz menghadiri jamuan makam malam KTT G20 di Kawasan GWK Bali

Baca Selengkapnya

Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

27 Juli 2021

Penangkapan Blok Politik Pelajar, YLBHI: Jika Tak Jelas Tuduhannya Seperti Teror

Ketua YLBHI Asfinawati, mengkritik prosedur Kepolisian Daerah Metro Jakarta Raya dalam menangkap aktivis yang tergabung dalam Blok Politik Pelajar

Baca Selengkapnya

Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

24 April 2021

Seniman Ditangkap karena Sindir Ratu Malaysia dengan Gambar Playlist Spotify

Seniman Malaysia ditahan polisi karena dituduh menghina Ratu Malaysia dengan membuat gambar daftar putar Spotify yang menghina akun instagram ratu.

Baca Selengkapnya

53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

7 Januari 2021

53 Aktivis Hong Kong dan Tokoh Pro-Demokrasi Ditangkap karena Dituduh Subversif

Polisi menangkap 53 orang aktivis Hong Kong selama penggerebekan pagi sebagai tindakan keras Cina menerapkan UU Keamanan Nasional Hong Kong.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara

6 Agustus 2018

Arab Saudi Usir Dubes Kanada, Batalkan Semua Bisnis Dua Negara

Kerajaan Arab Saudi memerintahkan duta besar Kanada untuk meninggalkan Arab Saudi dalam waktu 24 jam setelah Kanada mengkritik penangkapan aktivis.

Baca Selengkapnya

Polisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?

28 Mei 2018

Polisi Mesir Tangkap Mantan Juru kampanye el-Sisi, Ada Apa?

Kepolisan Mesir menangkap seorang mantan juru kampanye untuk Presiden Abdel Fattah el-Sisi pada Minggu, 27 Mei 2018.

Baca Selengkapnya

Bela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan

6 Maret 2018

Bela Korban Pencemaran, Aktivis Mahasiswa Ini Ditahan

Aktivis mahasiswa UMS M Hisbun Payu telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Jawa Tengah. Aktivis ini sebelumnya disebut diculik.

Baca Selengkapnya

Jaringan Aksi Lawan Ahok: Pemerintah Antikritik  

5 Desember 2016

Jaringan Aksi Lawan Ahok: Pemerintah Antikritik  

Sunarto mengatakan akan mengadakan aksi solidaritas sebagai respons terhadap penangkapan para aktivis dan tokoh nasional.

Baca Selengkapnya