Warga Perumahan Tanggulangin Tolak Rehabilitasi Lapindo
Reporter
Editor
Rabu, 13 Desember 2006 01:52 WIB
TEMPO Interaktif, Sidoarjo: Sebagian besar warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera, Sidoarjo menolak tawaran Lapindo Brantas yang akan merehabilitasi kawasan perumahan ini. Mereka tetap menuntut diberi ganti rugi seperti yang diterima warga Desa Siring, Kedungbendo, Jatirejo, dan Renokenongo."Direhabilitasi bagaimana, wong rumah sudah dipreteli," kata Suprapto yang menghuni Blok A7 nomor 27 di Sidoarjo kemarin. Rumah tipe 27 miliknya hanya tinggal tembok karena genting, kaca, jendela, dan pintu dipreteli untuk menghindari genangan lumpur. Kini Suprapto mengungsi ke Pasar Baru, Porong.PT Lapindo Brantas sendiri tetap akan merehabilitasi Perumahan Tanggulangin Angun Sejahtera. Alasannya Tim Nasional menilai kawasan ini tidak termasuk kawasan berbahaya. "Ganti rugi hanya untuk kawasan yang dianggap berbahaya oleh tim nasional," kata External Relation & Security Manager PT Lapindo Brantas Budi Susanto.Rehabilitasi, kata dia, adalah dengan membersihkan lumpur dan mengembalikan kawasan seperti semula. Langkah ini sebenarnya pernah dilakukan di Desa Besuki. Meski desa ini sempat terendam lumpur kembali pada Agustus lalu, saat ini sudah dibersihkan dan dihuni warga.Selain itu, Lapindo akan mematangkan konsep reshetlement dengan membangun kawasan Sidoarjo Baru untuk hunian korban Lumpur yang tidak bersedia rumahnya direhabilitasi. Kawasan ini akan dilengkapi fasilitas umum seperti rumah ibadah, sekolah, makam, dan lain-lain. Namun, Lapindo masih merahasiakan lokasinya.Meski mayoritas warga menolak rehabilitasi dan menuntut ganti rugi, Lapindo belum mengalokasikan anggaran ganti rugi. Lapindo akan mengusahakan uang kontrak rumah dan rehabilitasi. Perusahaan ini akan tetap berpedoman pada prinsip awal kesepakatan dengan warag empat desa pada 4 Desember lalu. Rohman Taufik
Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang
9 hari lalu
Indofarma Masih Tunggak Gaji Karyawan, Serikat Pekerja: Belum Punya Uang
Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, Meida Wati mengatakan, bahwa sejak aksi damai pada 5 April 2024, perusahaan belum bisa memastikan kapan bakal melunasi gaji seribuan karyawan Indofarma.