TEMPO Interaktif, Purwakarta:Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional /Ketua BAPENAS Kwik Kian Gie menilai proses pembangunan pendidikan di Indonesia masih menyedihkan. Untuk mengatasinya, dalam waktu sepuluh tahun ke depan, pendidikan harus tetap mendapat prioritas pertama dalam APBN. Karena ketertinggalan dunia pendidikan kita sudah keterlaluan dibandingkan dengan negara-negara sekitar, ujar Kwik di Purwakarta, Selasa (8/4). Di Purwakarta, Kwik bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kalla dan Menteri Pendidikan Nasional Malik Fajar melihat langsung perkembangan pembangunan rehabilitasi bangunan sekolah yang roboh. Rehabilitasi itu menggunakan biaya dana alokasi khusus (DAK). Menurut Kwik, kenaikan anggaran sektor pendidikan sesungguhnya bisa mencapai 30 persen. Asalkan menteri-menteri lain merasa rela, ujarnya. Persoalannnya, menteri-menteri departemen lain pun ketika mengajukan anggaran alasan-alasannya selalu realistis juga. Jusuf Kalla mengakui dana APBN yang diperuntukan sektor pendidikan pada APBN 2003 baru mencapai 15 persen. Itupun, termasuk untuk gaji guru. Kalau untuk pembangunanannya memang masih rendah, baru mencapai Rp 12 trilyun, katanya. Menurut Jusuf, realisasi dana sektor pendidikan sebesar 20 persen tersebut, tidak mungkin bisa diwujudkan pada masa sekarang. Pasalnya, pertumbuhan perekonomian nasional belum menggembirakan. Kalau dipenuhi, harus ada anggaran sektor lain yeng terpaksa dikurangi atau dihentikan, ujarnya. (Nanang SutisnaTempo News Room)
Berita terkait
Puji Fans Pakai Bahasa Indonesia di Konser NCT Dream, Mark: Kalian Gacor!
1 menit lalu
Puji Fans Pakai Bahasa Indonesia di Konser NCT Dream, Mark: Kalian Gacor!
Member NCT Dream berulang kali memuji semangat Dreamies menggunakan bahasa Indonesia di konser The Dream Show 3: DREAM( )SCAPE.