TEMPO Interaktif, Jakarta:Waduk terbesar di Jawa Tengah, Gajah Mungkur, tak bisa menyuplai kebutuhan air untuk pertanian lima kabupaten di Karesidenan Surakarta. Air waduk hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri, pengadaan air minum, dan pemeliharaan sungai. "Saat ini stok air dari waduk untuk irigasi pertanian memang sudah habis," kata Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (BPSDA) Bengawan Solo Wilayah Surakarta, Djohan Hidayat, di Solo, Rabu (8/11).Lima kabupaten yang sudah tidak mendapat air adalah Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Karanganyar dan Sragen. Kelima wilayah ini membutuhkan 224 juta meter kubik per hari. Kurang lebih 76,98 juta meter kubik merupakan jatah irigasi pertanian melalui Bendungan Colo. Adapun jumlah total air yang tersedia di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri kurang lebih 389 juta meter kubik. Menurut Djohan, air untuk pertanian telah ditambah sebanyak 40 juta meter kubik melalui Bendungan Colo. Namun, katanya, air tambahan itu tak bisa bertahan lama karena kemarau panjang. Padahal, kata Djohan, saat ini jumlah air yang tersedia hanya disediakan untuk sektor non pertanian. Beberapa perusahaan di Provinsi Jawa Timur, katanya, masih menunggu distribusi air dari Wonogiri untuk operasional produksi. Petani, katanya, diminta mengikuti rencana masa tanam dari pemerintah daerah setempat. Sebab, katanya, sejak beberapa bulan sebelum eksekusi penutupan bendungan Pemerintah daerah dan Balai memasyarakatkan informasi ini kepada petani melalui kelompok tani dan tokoh masyarakat. anas syahirul