TEMPO Interaktif, Jakarta:Anggota Komisi Kehutanan DPR RI Ganjar Pranowo menilai permintaan maaf Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada negara tetangga asap tidak cukup. "Harusnya Presiden memobilisasi TNI untuk melakukan pemadaman," ujarnya kepada Tempo, Selasa, (17/10).Ia menilai, pemerintah tidak serius menanggani kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.Menurut dia, tidak ada koordinasi yang baik dalam penanganan kebakaran. Ganjar menyebutkan sekitar 60 persen titik panas berada dalam areal lahan. "Jadi di bawah Departemen Pertanian (Deptan)," katanya. Namun secara sektoral merupakan kewenangan Departemen Kehutanan. "Kesannya saling lempar handuk," ujar Ganjar.Sayangnya Ganjar tidak menyebutkan kerugian yang diderita akibat kebakaran hutan dan lahan. "Belum ada laporannya, yang pasti triliunan," katanya.Di tempat terpisah, Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban mengatakan pihaknya serius melakukan pemadaman. "Kami ikhtiar melakukan pemadaman," katanya. Ia menambahkan saat ini pihaknya menambah armada helikopter untuk pemadaman.Ketua Umum Partai Bulan Bintang ini mengatakan kerugian yang ditimbulkan akibat bencana ini cukup banyak. Kerugian itu, kata dia, adalah pembatalan penerbangan, orang yang masuk rumah sakit karena asap, HTI yang terbakar, serta kebun sawit yang terbakar. "Totalnya dihitung sendiri," katanya.Sayangnya Kaban tidak menjelaskan target waktu pemadaman. "Pokoknya sampai padam," ujarnya.Andri Setyawan