Wakil Ketua DPR Pesimis Kasus Munir Bakal Terungkap
Reporter
Editor
Minggu, 15 Oktober 2006 16:34 WIB
TEMPO Interaktif, Solo:Wakil Ketua DPR Zaenal Ma'arif pesimis kasus terbunuhnya aktivis HAM Munir dapat terkuak sekalipun Kepolisian RI akan meminta bantuan FBI untuk membantu penyelidikan ulang kasus tersebut. Menurut dia, dilaporkannya kasus itu ke PBB, juga tidak akan memberikan banyak manfaat karena adanya tekanan internasional tidak berarti kasus itu menjadi terkuak. "Saya justru menyarankan agar penyidik mencari prespektif lain dari kematian Munir itu karena saya menangkap kesan sangat dipaksakan kalau Munir itu terbunuh," kata Zaenal Ma'arif, Minggu (15/10).Menurut Zaenal, prespektif lain yang dimaksudkan itu adalah kemungkinan-kemungkinan baru dari kematian. Dia mengatakan bukan tidak mungkin Munir mati bukan karena pembunuhan langsung tetapi sudah melalui proses yang sangat panjang tidak hanya saat dalam perjalanan dari Indonesia ke Belanda saja. "Taruh kata ada racun di tubuh Munir, ini harus dilacak jauh ke belakang mungkin tidak racun itu sudah mengendap di tubuh Munir sekalian lama. Jadi jangan dipaksakan Munir mati itu karena mesti sebuah pembunuhan," ujarnya.Zaenal mengatakan dibebaskannya Pollycarpus oleh Mahkamah Agung tentu bukan tanpa alasan. Menurut dia, bukan saja Polly tidak melakukan membunuh tetapi bukan tidak mungkin pembunuhan secara langsung memang sebenarnya tidak terjadi. Oleh karena itu pentingnya penyidik untuk mencari kemungkinan-kemungkinan lain. "Jadi kalau pun dibawa ke PBB, melibatkan FBI segala macam kalau memang tidak terjadi peristiwanya mau bagaimana. Tetapi memang sampai kapanpun penyebab kematian Munir itu harus terus dicari," kata dia lagiPolitisi PBR ini mengatakan tidak terungkapnya penyebab kematian Munir memang akan semakin membuat deretan sejarah gelap banga Indonesia semakin panjang. Karena sebelumnya juga ada kasus pembunuhan yang kemudian menjadi sorotan dunia internasional yakni pembunuhan terhadap aktivis buruh di Jawa Timur, Marsinah yang sudah bertahun-tahun kejadiannya tetapi hingga kini tidak tersibak. Demikian juga dengan kasus terbunuhnya wartawan Bernas Yogyakarta Udin.Imron Rosyid, Tempo