TEMPO Interaktif, Kediri:Lomba pengartunan Nabi Muhammad SAW yang diadakan Pemuda Partai Rakyat Denmark yang menyulut amarah umat Islam di dunia, juga mendapat reaksi dari warga Kediri, Jawa Timur. Mengambil tempat di sebuah stasiun radio komunitas, Radikal FM, menggelar lomba lukis Raja Denmark dengan tema "Denmark's King and Pigs".Acara Radikal atau Radio Pendidikan Keluarga itu diselenggarakan seorang budayawan Agus Sunyoto, penanggung jawab Yayasan Lembaga Perlindungan Umat Ansorullah, lembaga yang menaungi Radio Radikal FM."Lomba lukis ini merupakan alternatif peperangandengan nagara barat. Dengan seringnya negara baratmenjelek-jelakkan Nabi Muhammad SAW, ini merupakanbabak baru dalam peperangan dengan kaum kafir dan kami tidak bisa tinggal diam," ujar Agus Sunyoto, Senin.Menurut penulis serial buku sufistik "Syech SitiJenar" ini, umat Islam tidak perlu terpancing menjadianarkis atas pelecehan itu. "Tapi, harus ada gerakansistematis untuk melawan pelecehan-pelecahan itudengan mengedepankan intelektualitas dan kecerdasan," kata penulis serial buku sufistik Syech Sityi Jenar tersebut.Agus mengatakan, dia ingin tahu apakah publik Denmark bisa menerima kartun yang dibuat tentang raja mereka.Jika ternyata mereka marah dan emosional atas kartunrajanya, mengapa mereka selalu menjelak-jelakkan Nabi Muhammad SAW?Imam Mubarok Muslim, salah seorang panitia lomba lukis, menjelaskan lomba digelar untuk umum. Peserta tidak dipungut biaya. Bagi yang berminat langsung isa mendaftarkan ke studio Radikal FM di kompleks Masjid Baiturrahmah, Jalan Mayor Bismo, Kota Kediri. Pendaftaran dibuka sampai 5 November 2006."Para pemenang lomba akan mendapat hadiah total Rp 5juta dan hasil karyanya akan dikirimkan ke kerajaanDenmark," kata Imam Mubarok Muslim.K.H. Idris Marzuki, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyosangat mendukung pelaksanaan lomba tersebut. Menurutnya, umat Islam di Indonesia tidak perlu terprovokasi oleh tindakan warga Denmark. Aksi-aksi protes sah-sah saja dilakukan, asalkan jangan sampai anarkis."Kami sebagai umat Islam merasa terhina, tapi harus tetap bersabar dan menyampaikan protes dengan cara terhormat," kata Kiai Idris.DWIDJO U. MAKSUM