TEMPO Interaktif, Lhokseumawe:Tiga penyelundup gula ilegal asal Malaysia ditangkap saat mencoba menyuap petugas TNI Angkatan Laut sebesar Rp 100 juta. Barang selundupan seberast 120 ton yang diangkut dua kapal itu dipergoki aparat Pangkalan TNI Angkatan Laut Lhokseumawe ketika patroli di tengah laut pada Selasa lalu.Menurut Kepala Kepolisian Resor Lhokseumawe, Ajun Komisaris Besar Mulyatno, ketika orang itu adalah Hamzah Usman, Am, dan Muzakkir. Ketiganya berasal dari Aceh Timur. "Modus penyuapannya, mereka datang langsung ke markas Pangkalan TNI Angkatan Laut," katanya kemarin.Selain menyita gula selundupan berikut dua kapal, polisi juga mendapatkan uang Rp 100 juta yang dipakai menyuap. "Tersangka lebih dulu ditangkap aparat angkatan laut kemudian diserahkan ke polisi bersama barang buktinya," kata Mulyatno.Hamzah Usman kepada penyidik mengatakan, perannya dalam kasus ini hanya sebagai penghubung Muzakkir selaku pemilik kapal dengan komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut."Saya ditelepon untuk datang, sampai di sini dijebak," ujarnya.Muzakkir mengatakan sengaja membawa uang tunai Rp 100 juta untuk dipersembahkan kepada pasukan TNI Angkatan Laut yang ada di pangkalan. "Saya tidak tahu ada jebakan seperti ini, kami pikir baik semua," kata Muzakkir.Kronologis penangkapan gula selundupan bermula pukul 23.30 waktu setempat. Ketika tim patroli di perairan Jambo Aye, Aceh Utara, petugas Pangkalan TNI Angkatan Laut melihat ada kapal berbendera Indonesia yang mencurigakan. Dua kapan lantas digiring ke dermaga terdekat untuk jadi barang bukti.Tujuan kapal hendak ke Muara Lhong I, Simpang Ulim, Aceh Timur. Ketika digeledah dua unit kapal itu berisi 120 ton gula pasir asal Selangor, Malaysia.Dua kapal tersebut KM Karya Baru dengan nakhoda Syafaruddin. Dia bersama enam awak kapal yang membawa sekitar 70 ton gula itu. Adapun kapal KM Nur Kahmal dengan nakhoda Dam Nardawi, membawa enam anak buah dan mengangkut 50 ton gula pasir asal Negara.IMRAN MA