TEMPO Interaktif, Solo:Pemerintah Kota Solo menemukan 1.640 balita di kota itu mengalami kekurangan gizi. Dari ribuan balita yang dikategorikan kekurangan gizi, 290 di antaranya sudah digolongkan menderita gizi buruk. Menurut Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Erna Harnanie, tingginya angka balita yang mengalami kekurangan gizi ini disebabkan faktor ekonomi dan pola hidup masyarakat yang belum sehat.Menurut Erna, pihaknya sebenarnya sudah berusaha untuk menekan jumlah balita penderita gizi buruk tersebut. Upaya yang dilakukan dalam jangka pendek adalah menyalurkan bantuan makanan tambahan yang didanai oleh Departemen Kesehatan. Melalui bantuan makanan tambahan tersebut, setiap balita yang kekurangan gizi mendapatkan bantuan dana masing-masing Rp 3.200 per hari selama tiga bulan. "Agar asupan gizinya bertambah. Dana itu disalurkan melalui Posyandu," ujarnya.Tanpa bersedia menyebutkan besaran bantuan yang diperoleh dari pemerintah pusat itu, Erna mengatakan kebutuhan dana untuk memberikan tambahan gizi bagi balita yang berasal dari keluarga miskin tersebut memang masih jauh dari memadai. Karena itu DKK Solo, sedang mencoba mengajukan agar besaran bantuan itu dapat ditambah, sehingga makanan tambahan yang akan diberikan menjadi lebih berkualitas. "Idealnya setiap satu orang balita paling tidak memperoleh alokasi bantuan sebesar Rp 4.000," kata dia.Erna mengaku belum mendapatkan informasi kalau balita penderita kekurangan gizi ataupun yang sudah pada taraf gizi buruk tersebut harus sampai mendapatkan perawatan di rumah sakit. Dia hanya mengatakan balita yang berpredikat kekurangan gizi, terutama yang mengalami gizi buruk memang rentan menderita berbagai macam penyakit. "Karena itu kami berupaya untuk memberikan tambahan makanan bergizi," ujarnya. Imron Rosyid, Tempo