TEMPO Interaktif, Jakarta:Pangkostrad Letjen Ryamizard Ryacudu menyatakan, ada skenario besar negara tertentu untuk memecah belah Republik Indonesia. Mantan Pangdam Jaya ini juga mengaku prihatin terhadap terhadap elite politik dan intelektual yang menyudutkan aparat keamanan melalui isu Hak Asasi Manusia (HAM). Soal ini dilontarkan Pangkostrad saat mengikuti Harlah ke-68 dan Konferensi Besar 14 Gerakan Pemuda Ansor di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Minggu (21/4) petang. "TNI tidak anti-HAM. Bagi TNI, HAM merupakan kesepakatan yang harus dihormati dan dijunjung tinggi," katanya. Menurutnya, HAM harus ditegakkan secara murni, bukan berdasarkan tujuan politik yang hendak melemahkan TNI dan negara. Pangkostrad berpendapat, ada pihak-pihak tertentu di luar negeri yang menginginkan bangsa Indonesia pecah menjadi negara-negara kecil. Sehingga, lanjut Pangkostrad, peran strategis RI berkurang. Dia mencontohkan skenario konflik di Aceh, Maluku, dan Papua. "Kita harus waspada," tegas Ryamizard lagi. Ryamizard juga mengatakan, ketahanan nasional dalam negeri amat dipengaruhi kekuatan luar negeri, terutama negara maju. "Mereka mengemas politik dan ekonomi dalam isu HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup. Dan penetrasi itu mempengaruhi stabilitas pertahanan nasional," paparnya. (Hilman Hilmansyah–Tempo News Room)