Pawang mengiring gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) menuju Rumah Sakit Gajah Prof Dr Ir Rubini Atmawidjaja di Taman Nasional Way Kambas, Lampung. Rumah sakit Gajah Prof Dr Ir Rubini Atmawidjaja didirikan pada 31 Januari 2012 merupakan Rumah Sakit Gajah (RSG) pertama di Indonesia dan Asia. ANTARA/Muhammad Adimaja
TEMPO.CO, Pekanbaru - Seekor gajah Sumatera (Elephasmaximussumatranus) asal Kabupaten Tebo, Jambi memasuki perkebunan kelapa sawit warga di Kecamatan Peranap, Indragiri Hulu. Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau berjaga-jaga untuk mencegah agar gajah dewasa itu tidak masuk ke permukiman warga. "Keberadaan gajah saat ini sekira satu kilometer dari permukiman warga," Kata Kepala Bidang Wilayah I Balai Besar Sumber Daya Alam Riau, Munarto, Jumat, 4 November 2016.
Munarto menuturkan gajah tersebut terpantau sudah memasuki perkebunan warga sejak sebulan terakhir. Gajah berusia 15 tahun itu merupakan hewan dalam pengawasan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jambi yang sudah dipasang GPS. Gajah diperkirakan nyasar ke Riau melewati Taman Nasional Bukit Tiga Puluh yang berbatasan dengan Provinsi Jambi.
Sejauh ini, kata dia, gajah tersebut belum mengganggu perkebunan warga. "Namun keberadaan gajah membuat warga khawatir untuk beraktivitas di kebun," ucapnya. Hingga kini petugas Balai Konservasi bersama masyarakat setempat masih bersiaga mencegah agar gajah itu tidak masuk ke permukiman. Warga menyiapkan meriam karbit dan mercon untuk menghalau gajah.
Menarto menjelaskan, sebelumnya gajah juga sudah pernah masuk ke wilayah Riau namun berhasil dihalau kembali ke habitatnya di Jambi. Untuk kali ini, petugas kesulitan menggiring gajah ke habitatnya lantaran perjalanannya sudah terlalu jauh hingga ke Indragiri Hulu.
Rencananya, petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam bersama aktivis lingkungan akan melakukan evakuasi dengan cara bius. "Setelah itu akan kita kembalikan ke habitatnya di Jambi menggunakan truk," ujarnya. *