Demo 4 November, Ini Pengamanan dan Rekayasa Lalu Lintas
Editor
Rina Widisatuti
Jumat, 4 November 2016 06:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Massa yang diperkirakan berjumlah 50 ribu orang akan berunjuk rasa di sekitar Istana Negara pada hari ini, 4 November 2016. Untuk mengamankan aksi tersebut, polisi telah menyiapkan strategi pengamanan dan juga rekayasa alih arus lalu lintas.
Aksi unjuk rasa itu direncanakan oleh sejumlah organisasi masyarakat Islam, termasuk Front Pembela Islam (FPI). Tujuannya, menuntut hukuman untuk Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dituding menistakan agama.
Sehari menjelang demo 4 November, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan dan Panglima Komando Daerah Militer Jaya Mayor Jenderal TNI Teddy Lhaksmana W.K. bertemu dengan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ari Dono Sukmanto di gedung Bareskrim, Gambir, Jakarta Pusat. Mereka membahas persiapan pengamanan demonstrasi tersebut.
"Beliau mengecek kesiapan di sini sudah sampai sejauh mana, kemudian juga menyampaikan rencana kegiatan besok (unjuk rasa) itu tentang rute-rute yang akan dilewati. Itu kegiatan saya dengan Pangdam dan Kapolda," kata Ari kepada wartawan, kemarin.
Kapolda Iriawan pun menjelaskan rute para demonstran. Menurut Iriawan, titik kumpul pendemo yang terbesar adalah di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Ada pula titik kumpul di masjid-masjid wilayah lain.
"Hasil komitmen saya bersama korlap (koordinator lapangan), dari Istiqlal kemudian keluar setelah salat Jumat," kata Iriawan. Dari Istiqlal, kata dia, massa berjalan kaki melewati Hotel Borobudur di sekitar Lapangan Banteng lalu melalui Jalan Pejambon.
"Belok ke Gereja Immanuel, depan Gambir, kemudian dari kantor Bareskrim belok kanan, langsung ke depan Kedutaan Besar Amerika dan depan kantor Wapres," ucap Iriawan. Dari sana, pengunjuk rasa akan pergi ke Balai Kota di Jalan Medan Merdeka Selatan. "Lurus, patung kuda belok kanan, lanjut ke Jalan Medan Merdeka Barat."
Ujung rute adalah di depan Istana Kepresidenan yang biasa ditempati orang-orang berdemo. Iriawan mengatakan batas waktu unjuk rasa adalah pukul 18.00. "Mudah-mudahan sebelum itu bisa bubar," ujarnya. Dia menjelaskan, tujuan unjuk rasa ini adalah bagaimana petisi mereka bisa diterima pemerintah, yaitu Presiden atau orang yang mewakili Presiden.
Selanjutnya, strategi pengamanan demonstran...
<!--more-->
Sebelumnya, Iriawan menjelaskan strategi untuk pengamanan demonstrasi hari ini. Polisi wanita (polwan) berjilbab akan bertugas di barisan terdepan. Polwan yang akan diterjunkan sebanyak 300 personel. Baru setelah itu, Sabhara.
Baca: Demo 4 November, 300 Polwan Berjilbab Kawal Pengunjuk Rasa
"Ada juga tim pengaji dari Brimob Banten dan Jawa Barat. Jumlahnya empat kompi, 400 orang. Mereka akan melantunkan ayat suci Al-Quran dan Asmaul Husna," kata Iriawan saat berkunjung ke kantor Tempo, Rabu, 2 November 2016.
Polisi juga akan membuat pagar betis untuk mengawal barisan massa. Dan, untuk pengamanan Istana Negara, pagar istana akan dijaga pasukan yang dilengkapi tameng, pasukan bersenjata peluru karet, gas air mata, dan meriam air.
Baca: Begini Taktik Pasukan Asmaul Husna Hadapi Demo 4 November
Sehari menjelang demo 4 November, beberapa polisi tampak berada di sekitar Monumen Nasional (Monas) dan gedung Badan Reserse Kriminal Polri di Gambir, Jakarta Pusat. Tenda posko polisi terpasang di dekat pos polisi Monas di Jalan Medan Merdeka Selatan, dekat patung kuda.
Beberapa mobil Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja juga terparkir di pinggir-pinggir jalan dekat IRTI Monas, beberapa anggota Satpol PP berada di sekitar mobil. Ada juga mobil penderek kendaraan milik Dinas Perhubungan. Di dekat Halte Busway Gambir, tiga bus polisi terparkir di pinggir jalan. Beberapa polisi muda berseragam tampak turun dari mobil itu.
Di depan Gedung Kementerian Kelautan dan Perikanan yang juga lokasi gedung Bareskrim, dua kendaraan polisi terparkir sejak pagi, yakni mobil water canon dan kendaraan besi antipeluru atau barakuda.
Baca: Menjelang Demo 4 November, Helikopter Terbang di Atas Istana
Di langit Istana Kepresidenan, empat helikopter Tentara Nasional Indonesia menyerupai jenis Bell terbang beriringan pada Kamis sore, 3 November 2016. Helikopter yang dilengkapi senjata laras panjang itu beberapa kali melintas.
Selanjutnya, rekayasa arus lalu lintas...
<!--more-->
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyiapkan rekayasa alih arus lalu lintas untuk menjaga keamanan dan ketertiban lalu lintas serta mendukung aktivitas masyarakat tetap berjalan normal.
"Rekayasa akan diterapkan pada kondisi yang sangat situasional melihat perkembangan dinamika yang terjadi di lapangan," ujar Kepala Subdirektorat Pembinaan dan Penegakan Hukum Ditlantas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Budiyanto, dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 3 November 2016.
Berikut rekayasa arus lalu lintas berdasarkan lokasi awal berkumpulnya massa.
1. Massa berkumpul di Kantor Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri, Kompleks Kementerian Kelautan dan Perikanan, Gambir
Arus dari Jalan Gadjah Mada yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Timur dialihkan ke Jalan Juanda, Jalan Gunung Sahari, dan seterusnya.
Arus dari Tugu Tani/Kebon Sirih yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Timur dialihkan ke Jalan Medan Merdeka Selatan, Jalan MH Thamrin, dan seterusnya. Sedangkan, arus dari Senen dialihkan ke Jalan Cikini Raya, Jalan Diponegoro, Jalan Salemba Raya, dan seterusnya.
Arus dari Jalan Medan Merdeka Barat/Budi Kemuliaan yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Timur dialihkan ke Jalan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin, dan seterusnya.
2. Massa berkumpul di Balai Kota DKI Jakarta
Arus dari Tugu Tani yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Selatan dialihkan ke Jalan Ridwan Rais, Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Medan Merdeka Utara atau Jalan Perwira, Lapangan Banteng, Pasar Baru/Veteran Raya, Jalan Gunung Sahari, dan seterusnya. Kemudian arus dari Senen dialihkan ke Jalan Cikini Raya, Jalan Diponegoro, Jalan Salemba Raya, dan seterusnya.
Arus dari Jalan Medan Merdeka Barat/Budi Kemuliaan yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Selatan dialihkan ke Jalan Budi Kemuliaan, belok kanan ke Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman, dan seterusnya, atau ke Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Majapahit, Harmoni, dan seterusnya.
3. Massa berkumpul di depan Istana Negara
Arus dari Jalan Gajah Mada yang mengarah ke Jalan Medan Merdeka Barat dialihkan ke Jalan Gajah Mada, Jalan Juanda, Jalan Pasar Baru, Jalan Gunung Sahari atau Lapangan Banteng, Jalan Pejambon, Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Ridwan Rais, Tugu Tani, dan seterusnya.
Arus dari Jalan Budi Kemuliaan yang mengarah ke Patung Kuda dialihkan ke Jalan Budi Kemuliaan, Jalan Majapahit, Harmoni, dan seterusnya.
Arus dari Tugu Tani/ Jalan Medan Merdeka Selatan mengarah ke Patung Kuda Tugu Tani dialihkan ke Jalan Medan Merdeka Selatan, belok kiri ke Jalan MH Thamrin, Jalan Sudirman dan seterusnya, atau ke Tugu Tani-Jalan Ridwan Rais, Jalan Medan Merdeka Timur, Jalan Perwira, Jalan Veteran Raya atau ke Jalan Pasar Baru, Jalan Gunung Sahari, dan seterusnya.
Baca: Peserta Demo 4 November akan Menginap di Kompleks DPR
Apabila terjadi kepadatan di Jalan Merdeka Barat, arus yang diberlakukan dari Semanggi ke Bundaran HI dialihkan ke Jalan Sutan Sahrir, Jalan Agus Salim, dan seterusnya, atau Bundaran HI, Jalan Imam Bonjol, Jalan Diponegoro, dan seterusnya.
Apabila terjadi kepadatan di sepanjang jalan protokol Sudirman-Thamrin, Semanggi akan digunakan sebagai titik alih arus. Adapun arus dari Kuningan akan diluruskan ke Slipi, baik arteri maupun jalan tol. Lalu arus Slipi diluruskan ke Kuningan dan seterusnya, baik arteri maupun jalan tol.
REZKI ALVIONITASARI | ISTMAN MP | GHOIDA RAHMAH | RINA W