Muda-Mudi Bali Bentuk Paquyuban Tolak Reklamasi Teluk Benoa

Reporter

Editor

Budi Riza

Minggu, 30 Oktober 2016 20:18 WIB

Para pemuda Paquyuban Sekaa Teruna Teruni (STT) Tolak Reklamasi sedang memberikan keterangan pers usai Paruman Agung (rapat besar) di Desa Adat Sumerta, Denpasar, Minggu, 30 Oktober 2016. Mereka mengecam kriminalisasi para aktivis penentang reklamasi Teluk Benoa. TEMPO/Bram Setiawan

TEMPO.CO, Denpasar - Para muda-mudi yang tergabung dalam paguyuban Sekaa Teruna Teruni (STT) Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa menggelar Paruman Agung (rapat besar) terkait dengan penolakan reklamasi.

Panitia pelaksana Paruman Agung STT, Kadek Suardana, mengatakan, berdasarkan hasil verifikasi, STT yang tergabung berjumlah 214 STT dari sembilan kabupaten/kota di Bali. STT adalah perkumpulan muda-mudi yang bernaung dalam banjar di bawah desa adat.

"Rapat berlangsung selama delapan jam yang terbagi dalam dua sesi. Pada sesi pertama, kami membentuk struktur forum komunikasi, sekaligus nama paguyuban. Setelah itu, memilih koordinator umum untuk mempermudah komunikasi," katanya saat jumpa media di Desa Adat Sumerta, Denpasar, Minggu, 30 Oktober 2016.

Dia menambahkan, rapat itu juga membicarakan rencana kegiatan lanjutan. Kadek menuturkan pembentukan ini sekaligus menjadi penggerak desa adat di Bali yang belum mendeklarasikan penolakan reklamasi. "STT sudah menolak, tapi desa adat belum. Langkah strategis kami merangkul STT lain yang tercecer," tuturnya.

Adapun Koordinator STT Anak Agung Ngurah Anom Sanjaya mengatakan ada tujuh pernyataan sikap hasil paruman. Selain tentang konsistensi dan tuntutan pencabutan Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014, mereka meminta aparat menghentikan intimidasi dan kriminalisasi terhadap gerakan Bali Tolak Reklamasi (BTR).

"Saat ini, gerakan perlawanan terus digembosi dengan berbagai upaya karena penolakan semakin membesar dan meluas," ujarnya.

Agung Krisna, 23 tahun, dari STT Susila Dharma, Desa Adat Kaliasem, Kabupaten Buleleng mengatakan para pimpinan desa adatnya belum menyatakan penolakan. Namun, dia berharap pembentukan paguyuban ini bisa membagi informasi tentang dampak reklamasi Teluk Benoa yang merugikan Bali.

"Pendekatan sudah ada, memang agak susah. Masyarakat dan bendesa adat kami kurang paham (tentang reklamasi)," katanya.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

10 September 2019

Rini Soemarno Klaim Reklamasi Pelabuhan Benoa Tak Ada Masalah

Menteri BUMN Rini Soemarno mengklaim proyek penataan kawasan atau reklamasi Pelabuhan Benoa sudah berjalan sesuai koridor.

Baca Selengkapnya

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

14 Juni 2019

Alasan Anies Terbitkan IMB Ratusan Bangunan di Pulau Reklamasi

Gubernur DKI Anies Baswedan menjelaskan alasannya menerbitkan Izin Mendirikan Bangunan ratusan bangunan di area Pantai Maju (Pulau D) proyek reklamasi

Baca Selengkapnya

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

13 Juni 2019

Begini Aktivitas di Ruko Pulau Reklamasi Jakarta

Ruko-ruko di Pulau D atau Pantai Maju di wilayah pulau reklamasi tampak sepi aktivitas.

Baca Selengkapnya

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

27 Februari 2019

Proyek Jembatan Pulau Reklamasi, Apa Saja Rekomendasi Teknisnya?

Kadin Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Tangerang Slamet Budi Mulyanto mengatakan telah mengoreksi konstruksi jembatan ke pulau reklamasi.

Baca Selengkapnya

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

11 Desember 2018

Kajian Tanggul Laut Libatkan Ahli dari Belanda, Korea dan Jepang

Staf Khusus Menteri PUPR, Firdaus Ali, mengklaim groundbreaking National Capital Integrated Coastal Development atau tanggul laut mulai tahun 2020.

Baca Selengkapnya

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

24 November 2018

3 Pulau Reklamasi Dikuasai DKI, Anies Baswedan Siapkan Nama Baru

Anies Baswedan akan mengumumkan nama baru dari tiga pulau hasil reklamasi di Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

24 November 2018

Anies Baswedan Tugaskan Jakpro Kelola Reklamasi, Dinilai Prematur

Gubernur Anies Baswedan menugaskan Jakarta Propertindo mengelola tiga pulau meski belum ada Perda Reklamasi Teluk Jakarta.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

3 Oktober 2018

DPRD DKI Ingatkan Anies Dua Poin Raperda Reklamasi, Soal Apa?

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Gembong Warsono mengatakan ada 2 poin perlu diperhatikan Pemprov DKI Jakarta soal revisi raperda reklamasi.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

2 Oktober 2018

DPRD DKI Minta Revisi Raperda Reklamasi Rampung Tahun Ini

Ada dua raperda yaitu zonasi wilayah pesisir dan pulau kecil (RZWP3K, serta raperda kawasan pantura.

Baca Selengkapnya

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

29 September 2018

Nasib 4 Pulau Reklamasi, Marco: Tunggu Kajian Dampak Lingkungan

Ketua TGUPP jelaskan hasil kajian akan berikan kisi-kisi ilmiah tentang masa depan pulau-pulau reklamasi yang terlanjur ada.

Baca Selengkapnya