TEMPO Interaktif, Situbondo:Akibat kekeringan di wilayah Situbondo, Jawa Timur, sekitar 120 hektare tanaman jagung mati. Lahan garapan warga Desa Jatisari dan Desa Curah Tatal, Kecamatan Arjasa, tak bisa diatasi karena pasokan air terhenti sama sekali.“Ratusan hektare tanaman jagung milik petani dipastikan mengalami puso," kata Camat Arjasa, Sutrisno, kepada Tempo, Rabu siang. Menurut Tolak, petani di Desa Curah Tatal, sejak bibit jagung ditanam satu bulan lalu sampai sekarang belum pernah mendapatkan air. Air sungai yang menjadi andalan kering.”Sampeyan lihat sendiri. Kalau tanahnya yang retak retak begini apa bisa tanaman jagung hidup. Kami berharap pemerintah mencari solusi untuk membantu kesulitan petani," harap Tolak.Misrawi, Ketua Kelompok Tani Nyare Seneng Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, hasil pertanian tidak bisa diharap lagi. Tak hanya areal sawah yang kesulitan air. Warga desa pun terpaksa mencari air bersih di tempat lain sejauh 8 kilometer.Kawasan yang mengalami kekurangan air meliputi Dusun Polai, Dusun Taman, Dusun Bendusa, Dusun Belikeran, dan Dusun Campalok. Warga terpaksa mandi hanya sekali dalam sehari.Kepala Bidang Tehnis Tanaman Pangan Dinas Pertanian Situbondo, Sentot Sugiono, mengatakan pihaknya sering memberikan penyuluhan kepada petani untuk selalu memamfaatkan air dengan cara penanaman tumpangsari. “Dengan metode tumpang sari tanaman jagung milik petani tidak akan mati karena kekurangan air di awal musim kemarau,” ungkap Sentot.Mahbub Djunaidy