TEMPO Interaktif, Surabaya:Semasa presiden, Abdurrahman Wahid tidak pernah menyentuh dana Bantuan Presiden (Banpres). Penggunaan hanya sebatas mengambil bunga dana peninggalan era Presiden Soeharto itu. “Kapan Gus Dur memakai dana Banpres. Bila mengeluarkan pasti saya yang disuruh,” tandas Abdul Mujib Manan, bekas sekretaris pribadi Gus Dur semasa presiden, kepada Tempo News Room di Surabaya, Kamis (18/4). Penegasan itu membantah selebaran di DPR yang menyebut Presiden Wahid telah mengeluarkan dana Banpres sebesar Rp 180 miliar. Tak hanya itu. Mujib yang berkumis tebal tersebut juga mematahkan pengakuan Menteri Sekretaris Negara Bambang Kesowo bahwa dana Banpres yang dialihkan kepada Presiden Megawati sebesar Rp 330 miliar. “Yang benar Rp 500 miliar lebih,” paparnya. Ia lalu menunjukkan dokumen serah terima dana Banpres itu. Dalam dokumen tertanggal 18 Agustus 2001 itu tertulis, per 31 Agustus 2001, dana Banpres yang tersisa sebesar Rp 401.570.100.756,23 dan US$ 10,620,352,29. “Sebenarnya saya tidak mau berkomentar apapun tentang dana Banpres, tapi saya tidak tahan mendengar tudingan Gus Dur menghabiskan Rp 180 miliar,” katanya meninggi. Dengan kalimat yang emosional pula, Mujib menyatakan kesediaan diperiksa DPR. “Tudingan itu tidak benar. Nanti kalau Pak Bambang Kesowo sudah menjelaskan ke DPR akan saya jelaskan. Saya akan lihat dulu apa yang akan dijelaskan Pak Bambang. Saya katakan ini dengan hati nurani," tambah dia. Mujib memegang dana Banpres sekitar 6 bulan menjelang Gus Dur jatuh. Ketika itu Menteri Sekretaris Negara dipegang Johan Effendi. Ia menyebutkan, sumbangan Gus Dur untuk kemanusiaan dan pembangunan tempat ibadah seperti masjid dan gereja diambil dari bunga Banpres yang setiap bulannya sekitar Rp 4 miliar. Dari pos itu pula Gus Dur menyisihkan Rp 2,4 miliar untuk membeli mobil kijang. Pembelian itu, jelas Mujib, untuk mengganti mobil Volvo yang biaya perawatannya sangat tinggi dan terlalu mewah. “Mobil Volvo itu lalu dikandangkan,” ujarnya. (Adi Mawardi)
Berita terkait
Ramai Bully Guru usai Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Kemendikbud Sebut Study Tour Tetap Perlu
29 detik lalu
Ramai Bully Guru usai Kecelakaan SMK Lingga Kencana, Kemendikbud Sebut Study Tour Tetap Perlu
Kemendikbud menyatakan perlu adanya standar operasional prosedur (SOP) yang jelas untuk setiap kegiatan study tour di sekolah.