Rusuh Tanjung Balai, Nusron Wahid: Mencederai Kemajemukan

Reporter

Editor

Budi Riza

Sabtu, 30 Juli 2016 23:04 WIB

Dua wihara dan lima kelenteng yang terletak di wilayah Tanjung Balai, Medan, Sumatera Utara, dibakar oleh sekelompok massa 29 Juli 2016 (Foto: Istimewa)

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Nusron Wahid, mengatakan pengrusakan dan pembakaran tempat ibadah oleh kelompok massa dari agama apapun tidak bisa dibenarkan.

“Itu perbuatan yang jauh dari nilai agama manapun,” kata dia melalui pesan singkat, Sabtu, 30 Juli 2016.

Nusron mengatakan tempat ibadah tidak bersalah maka tak bisa dijadikan sasaran kemarahan. Bahkan dalam perang pun, kata dia, menjadikan tempat agama sebagai sasaran adalah kejahatan. “Apalagi terjadi di tempat beribadah agama tertentu dirusak dan dibakar oleh kelompok masyarakat agama lainnya,” ujar dia.

Nusron mengatakan kerusuhan di Tanjung Balai, Sumatera Utara, menyimpang dari nilai-nilai agama Islam. “Juga ini mencederai kemajemukan,” ucap dia lagi. Dia meminta fenomena ini tidak boleh terulang dan merembet ke unsur SARA. “Kita harus waspada jangan sampai terjadi di tempat lain. Ini bagian dari upaya memecah belah kristalisasi kebangsaan kita.”

Menurut Nusron, konflik di Tanjung Balai menandakan nilai-nilai Pancasila dan toleransi belum benar-benar terwujud. Dia pun meminta petugas keamanan menjamin semua tempat ibadah aman sehingga semua pemeluknya bisa menjalankan ibadah secara tenang. Dia juga meminta pelanggaran hukum dalam kasus ini ditindak tegas.

Nusron menghimbau agar masyarakat dapat rukun antarumat beragama. Menurut dia, tetangga yang beda agama tidak lantas bermusuhan. Apalagi berbuntut pada pengrusakan tempat ibadah. “Dengan begitu, kemajemukan dan perbedaan yang memang merupakan sunatullah ini tetap bisa berjalan harmoni,” ujar dia.

Kerusuhan di Kota Tanjung Balai terjadi pada Jumat malam, 29 Juli 2016. Sejumlah warga yang tinggal di sekitar Jalan Karya, khususnya di sekitar Masjid Almakhsum, merusak beberapa tempat ibadah seperti Vihara.

Menurut polisi, awal kerusuhan bermula dari seorang perempuan berinisial M, warga Jalan Karya Tanjung Balai Selatan yang menegur nazir Masjid Almakhsum untuk mengecilkan suara dari perangkat loudspeaker masjid.

"Menurut nazir masjid, M berulang kali menegur pengurus masjid,” kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Utara, Komisaris Besar Rina Sari Ginting melalui telepon, Sabtu, 30 Juli. Hal ini memicu warga bertindak anarkistis. Namun, tiga jam kemudian kericuhan bisa diredam.

REZKI ALVIONITASARI | SAHAT SIMATUPANG

Berita terkait

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

44 hari lalu

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

Haiti dilanda kerusuhan setelah geng kriminal menguasai negara ini dan memaksa perdana menteri Ariel Henry mundur.

Baca Selengkapnya

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

48 hari lalu

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

Bawaslu RI menyebut potensi kerawanan Pilkada 2024 dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

54 hari lalu

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

Haiti dikuasai geng kriminal yang mengancam akan melakukan pembantaian massal jika Perdana Menteri Ariel Henry tak mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

59 hari lalu

34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

Kerusuhan di Pulau Rempang antara warga dan aparat pecah pada 7 Agustus 2023. Warga menolak pengukuran lahan yang dilakukan pemerintah

Baca Selengkapnya

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

18 Februari 2024

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

Apa pemicu kerusuhan Sampit? Kondisi ekonomi yang sulit dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya memperburuk ketegangan antara kedua komunitas

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

18 Februari 2024

Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

Kerusuhan Sampit ini menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dengan lebih dari 100.000 penduduk Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

17 Februari 2024

Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

Media asing Al Jazeera berikan penilaian terhadap Prabowo yang menang pemilu 2024 hasil quick count

Baca Selengkapnya

Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

13 Februari 2024

Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.

Baca Selengkapnya

Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

6 Februari 2024

Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

Unjuk rasa di pusat repatriasi bagi migran di Roma, Italia, berubah menjadi kerusuhan setelah

Baca Selengkapnya