Kebakaran Lahan, 1 Ton Garam Disemai Untuk Hujan Buatan

Reporter

Jumat, 15 Juli 2016 23:40 WIB

Tim dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan TNI AU melakukan persiapan modifikasi cuaca untuk penanggulangan bencana asap kebakaran hutan dan lahan di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 1 November 2015. Modifikasi cuaca ini dilakukan dengan membuat hujan buatan. ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Pekanbaru - Musim kering yang melanda Riau sejak sebulan terakhir memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah. Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Riau mulai melakukan teknik modifikasi cuaca hujan buatan dengan menyemai 1 ton garam di atas langit Riau.

"Priorotas utama daerah yang ditemukan hotspot kalau memang disekitar wilayah tersebut ada awan," kata Komandan Satgas Udara, Marsekal Pertama Henri Alfiandi, Jumat, 15 Juli 2016.

Adapun daerah operasi teknik modifikasi cuaca berada di atas langit Bengkalis, Rokan Hilir, Pekanbaru dan Pelalawan. Keempat daerah itu sangat rentan terjadinya kebakaran lahan karena mengalami musim kering.

"Target area 330 - 60 derjat celcius dari Pekanbaru dengan jarak 40 - 60 mile. Ketinggian terbang 8000 - 11000 kaki," tuturnya.

Menurut Henri, operasi modifikasi cuaca tahap pertama telah berjalan dengan lancar menggunakan pesawat Cassa 212. Dari pengamatan awan saat penerbangan terpantau adanya awan cumulus dengan level ketinggian 7000 - 8500 kaki di Rokan Hilir, Bengkalis dan Siak. "Semoga bermanfaat menambah potensi hujan Riau," katanya.

Kepala Bidang Pelayanan Teknologi Balai Besar TMC Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Sutrisno menyebutkan, penyemaian garam dilakukan di area mana pun di atas langit Riau asalkan ditemukan awan. Hujan yang terjadi akibat modifikasi cuaca tersebut dapat mematikan titik api. "Kalau hujan jatuh di wilayah relatif kering, tanah akan menjadi basah dan lembab, tentunya akan sulit terbakar atau dibakar," jelasnya.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika stasiun Pekanbaru menyebutkan, satelit Tera dan Aqua memantau 10 titik panas tersebar di wilayah Riau pada pukul 06.00 Jumat 15 Juli 2016. Titik panas tersebar di Rokan Hilir sembilan titik dan Dumai satu titik. Namun tingkat kepercayaan menjadi titik api hanya enam titik yakni di Rokan Hilir.

Sementara itu, secara umum cuaca di wilayah Riau cerah hingga berawan. curah hujan ringan hingga sedang berpotensi terjadi di seluruh wilayah Riau. "Temperatur maksimum 31.0 - 34.0 derajat celcius," ucapnya.

Kebakaran hutan dan lahan kembali marak terjadi dalam satu bulan terakhir. Lebih dari 1.506 hektare lahan terbakar. Cuaca panas dikhawatirkan membuat titik api meluas sehingga anggota Satgas Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan tidak mendapat libur saat Lebaran.

RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

9 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

47 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

48 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

52 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

59 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya