Nelayan di Pedalaman Kalimantan Gunakan Solar Oplosan
Reporter
Editor
Senin, 12 Juni 2006 00:14 WIB
TEMPO Interaktif, Palangkaraya:Sulitnya distribusi bahan bakar minyak (BBM) jenis solar ke pedalaman Kalimantan Tengah mengakibatkan solar langka di pasaran dan harga di tingkat pengecer semakin tinggi.Guna menyiasatinya, para nelayan terpaksa menggunakan pengganti solar untuk perahu motor mereka dengan solar oplosan, berupa campuran minyak tanah dan solar serta sedikit oli untuk operasional mesin perahu mereka.Kelangkaan solar ini mulai dirasakan sejak seminggu lalu. Saat ini di Kota Kuala Pembuang, ibukota Kabupaten Seruyan, harga solar di tingkat pengecer melonjak antara Rp 6.000 hingga Rp 6.500 per liter. Padahal sebelumnya harganya Rp 5.000 per liter.Menurut Ahmadiansyah, 35 tahun, saat ini nelayan yang berada di pesisir laut yang jauh dari Kota Kuala Pembuang terpaksa mengganti solar untuk perahu mereka dengan solar oplosan."Kami mengoplosnya karena solar sangat langka. Kalaupun ada harganya juga mahal, yakni sekitar Rp 7.000 per liter. Itupun harus beli kekota karena tidak ada pangkalannya di sini."Kepala Wira Penjualan Pertamina Kalimantan Tengah, Pramono, ketika dihubungi, mengatakan hingga saat ini pihaknya belum mendapatkan laporan mengenai kelangkaan solar di kalangan nelayan di Kabupaten Seruyan. Menurutnya, bila kelangkaan itu ada, maka ia akan meminta tambahan pasokan solar dari agen untuk mengatasinya."Memang selama ini di daerah nelayan di Kabupaten Seruyan masih belum ada penyalur yang khusus melayani nelayan. Seharusnya pihak Dinas Perikanan dan Kelautan meminta hal itu kepada Pertamina. Jadi ada tempat khusus untuk penjualan BBM yang melayani nelayan," ujarnya.karana ww