Putu Ditangkap, Penjagaan Kompleks DPR Ulujami Diperketat

Reporter

Kamis, 30 Juni 2016 18:55 WIB

Anggota DPR Komisi III Fraksi Demokrat, I Putu Sudiartana menutupi wajahnya, usai menjalani pemeriksaan keluar dari gedung KPK, Jakarta, 30 Juni 2016. Ia bersama empat orang lainnya ditahan KPK usai ditetapkan sebagai tersangka dalam OTT. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta - Penjagaan kompleks anggota Dewan Perwakilan Rakyat di Ulujami, Jakarta Selatan, semakin diperketat seusai penangkapan anggota Dewan, Putu Sudiartana. Sebelum penangkapan, setiap tamu dengan leluasa masuk ke kompleks parlemen tersebut. Namun, sekarang setiap tamu, khususnya jurnalis, harus mengantongi surat izin dari DPP Partai Demokrat terlebih dulu.

Kompleks DPR Ulujami ini berada di dalam Perumahan Mediterania, yang di dalamnya terdapat beberapa cluster, termasuk perumahan anggota DPR. Di Kompleks DPR Ulujami ini terdapat 51 unit rumah dua lantai tanpa pagar yang dihuni anggota Dewan dari Partai Demokrat, termasuk Putu Sudiartana. Di kompleks ini, ada dua orang yang berjaga dengan seragam biru telur asin.

Para petugas tersebut berjaga secara bergiliran. Saat Tempo hendak menghampiri rumah Putu Sudiartana, seorang anggota pengamanan kompleks, yang mengaku bernama Rahman Dita, melarang mendekat. Rahman mengatakan awak media untuk sementara tidak diperkenankan memasuki area perumahan anggota Dewan dari Fraksi Demokrat tersebut.

Menurut Rahman, wartawan yang hendak meliput hanya diperkenankan masuk hingga pos pengamanan. "Wartawan lain yang masuk itu hanya bisa masuk sampai sini, memang diminta surat dari sekjen (sekretaris jenderal)," kata Rahman, Kamis, 30 Juni 2016. Rahman menurutkan wartawan dilarang masuk ke area perumahan sejak Rabu. "Sebelumnya, siapa saja bisa masuk. Kalau sekarang mesti ada surat izin."

Selain itu, menurut Rahman, rumah Putu ditinggal oleh penghuninya sejak Kamis pagi, 30 Juni 2016. Namun Rahman tidak mengetahui waktu kepergian mereka. Ia juga memastikan rumah Putu tidak disegel Komisi Pemberantasan Korupsi. "Mereka sudah pindah tadi pagi. Tidak ada konfirmasi mereka ke mana. Pagi tadi keluarga sudah pindah, tidak tahu ada berapa orang," ujar Rahman.

Rabu, 29 Juni, KPK menangkap anggota Komisi Hukum, I Putu Sudiartana. Putu diduga menerima suap terkait dengan proyek pembangunan 12 ruas jalan di Sumatera Barat senilai Rp 300 miliar. Sekretaris Putu, Novianti, dan orang kepercayaannya, Suhaeni, ikut dicokok. Selain mereka, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumatera Barat Suprapto juga ditangkap. Mereka ditetapkan sebagai tersangka penerima suap, kecuali Suprapto sebagai penyuap.

LARISSA HUDA

BACA JUGA
Pemerintah Pusat Stop Pulau G yang Izinnya Dikeluarkan Ahok
Putuskan Masuk Islam, Ini yang Terjadi pada Kepala Gangster


Berita terkait

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

1 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

3 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

4 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

4 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

4 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

5 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

6 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya