TEMPO Interaktif, Surabaya:Organisasi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Timur memboikot acara diskusi yang diselenggarakan United State Agency for International Development (USAID). Walhi juga menolak bantuan Rp 200 juta dari lembaga donor Amerika, dan uang Rp 8 miliar dari lembaga donor Australia. Berapa pun bantuan dari Australia tetap akan kami tolak, tidak peduli jumlahnya besar atau tidak," ujar Direktur Eksekutif Walhi Jawa Timur Syafrudin Ngulma, kepada wartawan di Surabaya, Kamis (27/3). Diakui Syafrudin, sikap Walhi Jawa Timur mempunyai konsekuensi yang besar, minimal kehilangan pendanaan dari lembaga donor yang selama ini membiayai kegiatannya. Namun, dia tidak khawatir karena negara donor bukan hanya Amerika, Australia, maupun Inggris. "Inilah momentum yang tepat untuk tidak terkungkung Amerika. Kita bisa mandiri dan tidak tergantung pada Amerika, masih banyak negara yang siap memberi bantuan," ujarnya. Selain menolak bantuan, Walhi juga memboikot acara diskusi yang didanai USAID. Menurut Syafrudin, diskusi yang Kamis (27/3) diselenggarakan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Indonesia (YPSDI) Surabaya, dibiayai oleh lembaga donor dari Amerika. "Boikot itu sebagai bentuk protes terhadap agresi Amerika ke Irak," katanya. Menurut Syafrudin, invasi Amerika ke Irak melanggar hak asasi manusia dan bertentangan dengan statuta Walhi yang menjadi prinsip dan pijakan dasar aktivitas advokasi organisasi. Dalam statuta itu ditugaskan, Walhi adalah organisasi yang dibangun dengan 10 nilai dasar yang intinya mencerminkan sikap menghargai makhluk hidup. (Adi Mawardi Tempo News Room)
Berita terkait
Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku
37 menit lalu
Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku
Polisi masih mendalami identitas pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus mayat dalam koper itu.