TEMPO Interaktif, Jakarta: Aparat gabungan dari Markas Besar TNI, Markas Besar Polri, dan Polisi Militer dari ketiga angkatan melakukan patroli bersama untuk mencegah meluasnya ketegangan antara anggota TNI dan Polisi yang terjadi di kota Ambon, Maluku.Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengatakan, bentrok antaraparat seharusnya tak boleh terjadi. Maka ia segera berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Jenderal Sutanto. “Kapolri langsung telepon saya begitu kejadian. Oke, kalo begitu kita isolasi, tidak boleh meluas,” kata Djoko ketika dihubungi kemarin.Konflik itu terjadi Sabtu pekan lalu. Keterangan terjadi karena seorang anggota polisi tewas ditikam sekelompok orang yang diduga anggota militer.Menurut Djoko, untuk mencegah agar kejadian serupa tak terulang setiap operasi atau patroli pengamanan terhadap masyarakat di Ambon harus dilakukan oleh aparat gabungan yakni Polisi, TNI dan Polisi Militer. Aparat gabungan sudah mulai melakukan patroli pengamanan sejak Jumat pekan lalu.Ia juga telah menghubungi Gubernur Maluku agar berkoordinasi dengan Panglima Kodam dan Kepala Kepolisian Daerah untuk mencegah berulangnya kejadian serupa. “Pemerintah Daerah harus jadi leading sector-nya,” katanya. Namun, ia mengakui masih ada sedikit ketegangan di Ambon.Wakil Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri, Brigadir Jenderal Anton Bachrul Alam, mengatakan untuk mencegah konfik seluruh anggota TNI dan Polisi di Ambon diimbau untuk tak keluar dari markas kesatuan masing-masing. “Polisi tidak boleh keluar, TNI juga tidak boleh keluar selama satu-dua hari ini,” ucap Anton kepada Tempo.Dimas Adityo