Hari Pers, AJI Soroti Kriminalisasi dan Tekanan terhadap Pers

Reporter

Editor

Pruwanto

Selasa, 9 Februari 2016 16:21 WIB

40-an jurnalis media cetak, elektronik, online, dan kantor berita di Palembang, Sumatra Selatan, berunjuk rasa menolak kriminalisasi pers dan pemenjaraan wartawan karena pemberitaan yang dibuat. ANTARA/ Budisantoso Budiman

TEMPO.CO, Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) membuka sejumlah catatan terkait dengan dunia pers Indonesia dalam peringatan Hari Pers Nasional. Satu dari catatan-catatan yang dibuat adalah kriminalisasi atau tekanan terhadap pers oleh lembaga penegak hukum.

"Kesungguhan aparat dalam menjaga kebebasan pers tidak sejalan dengan kesungguhan Presiden Joko Widodo," ujar anggota AJI, Arfi Bambani, di kantor AJI Jakarta, Selasa, 9 Februari 2016. "Tindak kekerasan terhadap narasumber adalah salah satunya."

Arfi mencontohkan perkara yang menimpa Erwin Natosmal Oemar. Peneliti hukum dari Indonesian Legal Roundtable itu diperkarakan Mabes Polri setelah menjadi narasumber program televisi Indonesian Lawyers Club.

Dalam acara yang ditayangkan pada Agustus 2015 itu, Erwin mengkritik kepolisian terkait dengan kasus Sarpin Rizaldi dengan komisioner Komisi Yudisial. Kritik Erwin sudah dijawab juru bicara Mabes Polri, Inspektur Jenderal Anton Charliyan, kala itu. Namun, enam bulan kemudian, ia diperkarakan.

Contoh lain, kata Arfi, masih banyaknya perkara pidana terhadap pers yang mandek di kepolisian. Jangankan diproses, laporan atau aduan pun tak ditanggapi. Catatan AJI menunjukkan setidaknya ada 14 aduan terkait dengan pers yang tak lanjut diproses oleh korps baju cokelat.

"Kasus pembunuhan jurnalis sejak 1996 pun tak ada yang jelas. Kalau kasus lain, yang memperkarakan pers, mereka cepat merespons dengan alasan tidak bisa menolak laporan," kata Erasmus Napitupulu, peneliti dari Institute for Criminal Justice Reform.

Erasmus beranggapan sikap kepolisian ini malah tertinggal dari tetangga sebelahnya, Tentara Nasional Indonesia. TNI, kata dia, mulai menyelesaikan satu per satu perkara antara personelnya dan awak media. "Setidaknya TNI ada niat memperbaiki diri dibanding kepolisian," tuturnya.

ISTMAN MP

Berita terkait

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

27 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

32 hari lalu

AJI Ternate Kecam Penganiayaan terhadap Jurnalis di Bacan

Kekerasan yang dilakukan anggota TNI Angkatan Laut itu merupakan bentuk penghalangan terhadap kerja jurnalistik yang tidak sepatutnya terjadi.

Baca Selengkapnya

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

33 hari lalu

Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: Ormas dan Polisi Paling Berpotensi Lakukan Kekerasan

Ormas dan kepolisian dianggap paling berpotensi melakukan kekerasan terhadap jurnalis.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya

56 hari lalu

Dewan Pers Tak Masukkan Perusahaan Pers dalam Komite Publisher Rights, Ini Alasannya

Komite Publisher Rights bertugas menyelesaikan sengketa antara perusahaan pers dan perusahaan platform digital.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights

56 hari lalu

Dewan Pers Bentuk Tim Seleksi Komite Publisher Rights

Ninik mengatakan, Komite Publisher Rights penting untuk menjaga dan meningkatkan kualitas jurnalistik.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan

23 Februari 2024

Ekonom Sebut Penerapan Perpres Publisher Rights Harus dengan Prinsip Keadilan

Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mengatakan Perpres Publisher Rights mesti diterapkan dengan prinsip keadilan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers

23 Februari 2024

Jokowi Teken Perpres Publisher Rights, Atur Kerja Sama Lisensi hingga Bagi Hasil Platform Digital dengan Perusahaan Pers

Pemerintah bakal mengatur hubungan kerja sama platform digital dengan perusahaan pers setelah Presiden Jokowi meneken Perpres Publisher Rights.

Baca Selengkapnya

Perpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media

22 Februari 2024

Perpres Publisher Rights Disahkan, Meta Yakin Tak Wajib Bayar Konten Berita ke Perusahaan Media

Meta menanggapi Perpres Nomor 32 Tahun 2024 tentang Tanggung Jawab Perusahaan Platform Digital untuk Mendukung Jurnalisme Berkualitas.

Baca Selengkapnya

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

22 Februari 2024

Respons AJI dan LBH Pers terhadap Perpres Publisher Rights yang Diteken Jokowi

AJI dan LBH Pers meminta Perpres Publisher Rights yang telah disahkan Presiden Jokowi dijalankan secara akuntabel.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

22 Februari 2024

Jokowi Sahkan Perpres Publisher Rights, Bisa Pengaruhi Kebebasan Pers?

Jokowi teken Perpres No. 32 tahun 2024 mengatur Platform Digital dalam mendukung industri jurnalisme berkualitas. Apakah mempengaruhi kebebasan pers?

Baca Selengkapnya