Mau Berantas Virus Zika? Peneliti Unair Ini Punya Jawabannya

Reporter

Rabu, 3 Februari 2016 18:02 WIB

Seorang petugas melakukan penyemprotan obat guna membasmi jentik nyamuk Aedes Aegpty yang menyebarkan virus Zika di Buenos Aires, Argentina, 27 Januari 2016. Diketahui ribuan ibu hamil melahirkan anak cacat karena terjangkit virus Zika. (AP Photo)

TEMPO.CO, Surabaya – Peneliti Lembaga Penyakit Tropis atau Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga mengimbau agar masyarakat tak panik menyikapi pemberitaan soal virus Zika. Walaupun satu kasus pernah terdeteksi di Jambi, virus tersebut dapat ditangani layaknya virus Demam Berdarah Dengue (DBD).

“Sebetulnya nggak usah panik. Virus Zika ini sebetulnya ringan,” kata Kepala ITD Unair, Profesor Maria Inge Lusida saat dihubungi Tempo, Rabu, 3 Februari 2016. (Baca juga: Bali Turut Berpotensi Terjangkit Virus Zika)

Inge menjelaskan, penyebaran virus Zika sama dengan penyebaran virus DBD yakni melalui nyamuk Aedes Aegypti. Maka, memberantasnya tak jauh berbeda dengan penyakit tersebut.

Selama ini masyarakat diberi pengetahuan memberantas DBD dengan metode 3M. Yaitu menguras tempat-tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air, dan mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah. (Baca juga: Geger Virus Zika, Ilmuwan: Harus Segera Ada Vaksin)

Cara itu, kata Inge, dapat memutus mata rantai siklus hidup virus DBD dalam tubuh nyamuk, termasuk virus Zika. “Penularannya lewat nyamuk yang sama dengan DBD. Jadi memberantasnya juga sama,” kata dia.

Selain itu, virus Zika tak tergolong bersifat highly pathogenicOrganisasi kesehatan dunia, WHO bahkan menyatakan status darurat internasional akibat penyebaran virus Zika ini. atau sangat menular. Ini berbeda dengan virus Avian Influenza, MERS, maupun Ebola. Sehingga, menurutnya virus Zika tak bisa terdeteksi menggunakan thermal scanner atau alat pemindai yang terpasang di bandara.

Screening di bandara itu kan, untuk mikrooganisme yang sangat menular seperti Avian Influenza, Ebola, MERS,” ujarnya, lalu menambahkan bahwa virus Zika memang berbahaya bagi ibu hamil. Pada ibu yang tengah mengandung, virus Zika mengakibatkan gangguan janin dengan otak mengecil (mikrosefalus).

Untuk itu, Inge mengimbau masyarakat tak perlu panik, namun bersikap waspada. “Kalau awal-awal mengalami demam dan tidak diketahui apa penyebabnya, segeralah mengecek darah.” (Baca juga: Terungkap, Indonesia Sudah Diserang Virus Zika Tahun lalu)

Hingga saat ini, lebih dari 20 negara, termasuk Brasil, telah melaporkan terjadinya kasus infeksi virus Zika. Sebagian besar infeksi yang terjadi ringan, bahkan tanpa gejala, meskipun ada laporan terjadi gangguan kelumpuhan yang disebut sindrom Guillain-Barre.

Organisasi kesehatan dunia, WHO bahkan menyatakan status darurat internasional akibat penyebaran virus Zika. Asia dan Eropa pun diminta waspada. (Baca juga: Kementerian Kesehatan : Indonesia Waspada Virus Zika)

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

5 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

6 hari lalu

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

Universitas Airlangga mulai menggelar gelombang pertama UTBK 2024. Penyelenggara tes mengingatkan sistem baru pembobotan dalam nilai UTBK.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

11 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

13 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

27 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

47 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

15 Februari 2024

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

Mahasiswa Unair meraih penghargaan dalam Young ASEAN Leaders Policy Initiative di Thailand. Rekomendasinya dinilai sebagai inisiatif terbaik.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

6 Februari 2024

Pemuda Muhammadiyah: Rompi Biru Wali Kota Surabaya Tidak Bernuansa Politik

Eri Cahyadi dinilai sejalan dengan semangat Pemuda Muhammdiyah menjadikan Surabaya yang maju dan religius.

Baca Selengkapnya

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

12 Januari 2024

Perayaan Natal di Taman Surya, Balai Kota Surabaya

Puluhan ribu umat Kristiani memeriahkan malam Natal di Taman Surya

Baca Selengkapnya