Ini Pengakuan Mantan Pemimpin Gafatar Yogyakarta  

Reporter

Kamis, 14 Januari 2016 13:00 WIB

Formulir organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) diperlihatkan di kawasan Alauddin, Makassar, Sulawesi Selatan, 13 Januari 2016. Pasangan Hasrini Hafid dan suaminya Abdul Kadri Nasir dilaporkan hilang oleh orangtuanya sejak November 2015 lalu. TEMPO/IqbaL lubis

TEMPO.CO, Yogyakarta – Yudhistira, mantan ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) Daerah Istimewa Yogyakarta, angkat bicara. Yudhistira menyatakan Gafatar secara resmi sudah bubar pada Agustus 2015. Jadi, kata dia, jika ada yang mengaku ikut organisasi ini setelah Agustus 2015, itu justru dipertanyakan.

"Gafatar yang mana," tanya dia balik, Rabu, 13 Januari 2016.

Secara hukum, saat didaftarkan pertama kali pada 2012l organisasi ini sangat memenuhi syarat. Yudhistira, yang menjadi ketua sejak 2012-2015, mengaku mempunyai anggota lebih dari 2.000 orang di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan sosial dan kemasyarakatan sering dilakukan. Soal pendanaan, ia menampik berasal dari luar negeri. Dana didapatkan dari anggota dan para donatur. "Salah besar itu jika ada yang bilang ada dana dari luar negeri," katanya.

Soal adanya orang yang dilaporkan hilang dan terkait Gafatar, ia justru bertanya balik. Sebab, Yudhistira berujar, Gafatar sudah dibubarkan. Alasan pembubaran ormas tersebut adalah tidak memperoleh perpanjangan izin sebagai ormas di kantor kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat di masing-masing daerah.

Soal tudingan doktrin organisasi ini sesat, Yudhistira membantahnya. Ia menampik adanya larangan salat dan puasa bagi muslim, termasuk soal penggabungan akidah beberapa agama.

Apalagi jika dikaitkan dengan Ahmad Mushadeq yang membuat aliran Al-Qiyadah al0Islamiyah, Yudhistira menegaskan orang yang mengaku nabi itu tidak pernah masuk Gafatar atau menjadi salah satu elemen. Begitu pula dengan tudingan gerakan ini adalah gerakan Komar atau komunitas Milah Abraham, ia juga menampik tuduhan tersebut.

"Kalau ada dari mereka yang masuk Gafatar dan mau membangun negeri ini bisa saja. Bahkan orang yang rusak karena narkoba dan ingin menjadi baik juga tidak masalah," tuturnya.

Ia menambahkan memang pernah ada larangan dari Kementerian Dalam Negeri terhadap Gafatar. Namun bukan karena soal doktrinnya, melainkan tetapi hanya karena keputusan Mahkamah Konstitusi soal surat keterangan terdaftar (SKT). "Lalu pelarangan dicabut oleh Menteri Dalam Negeri," katanya.

Soal dokter Rica Tri Handayani yang dikabarkan ikut eksodus Gafatar ke Kalimantan, ia memang mengenal dokter cantik itu. Namun hanya bertemu sekali di Hotel Sheraton pada 2012 yang lalu. Setelah itu sama sekali tidak pernah bertemu.

"Mas, Gafatar sudah bubar sejak Agustus 2015. Jadi setelah itu tidak ada kegiatan lagi," kata Yudhistira.

Kepala Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta Agung Supriyono menyatakan Gafatar memang terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan secara resmi. Bahkan kantor-kantornya hingga tingkat kecamatan.

Saat didaftarkan, semua persyaratan administrasi komplet. Semua syarat administrasi pengajuan surat keterangan terdaftar (SKT) lolos. Tim dari pihaknya juga sudah memverifikasi. Beberapa syaratnya antara lain memenuhi asas Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan aturan perundangan lainnya. "Seiring berjalannya waktu, ada perubahan kegiatan Gafatar yang tak dilaporkan kepada kantor kami," katanya.

(Baca juga: Gafatar dan Kisah Ahmad Mushadeq yang Bersalin Rupa dan Sejarah Lahirnya Gafatar: Dari Mushadeq ke Mushadeq Lagi)

MUH SYAIFULLAH


Berita terkait

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

5 hari lalu

Temuan Kerangka Manusia Ditimbun di Belakang Rumah di Kabupaten Wonogiri, Ada Bekas Luka Terbakar

Penemuan kerangka manusia yang diduga korban pembunuhan itu berawal dari laporan orang hilang oleh keluarganya.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

10 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

21 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

25 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

45 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

48 hari lalu

Satu Keluarga Pemain Ski Hilang di Zermatt Swiss

Lima dari total orang hilang di gunung Tte Blanche Swiss tersebut adalah satu keluarga.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

51 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

52 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

58 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya