Ikut Gafatar, Mahasiswa di Surabaya Ini 'Hilang' Sejak 2015
Editor
Kukuh S Wibowo Surabaya
Selasa, 12 Januari 2016 13:18 WIB
TEMPO.CO, Surabaya - Ditemukannya dokter Rica di Yogyakarta menumbuhkan asa baru bagi Suharijono, 59 tahun. Sebab, putranya, Erri Indra Kautsar, diduga turut menghilang sejak bergabung dengan ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Erri Indra Kautsar, 19, mahasiswa semester V Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, menghilang dari rumahnya sejak 17 Agustus 2015. Suharijono mengetahui putranya bergabung dengan Gafatar sejak awal kuliah. "Mungkin semester II karena menghilangnya itu saat dia masih di semester IV," katanya saat ditemui Tempo di Jalan Suripto, Perumahan TNI Angkatan Laut, Kenjeran, Surabaya, Selasa, 12 Januari 2016.
Pria asal Pasuruan itu terakhir bertatap muka dengan putranya sekitar pukul 19.00. Kala itu, Erri pamit hendak ke luar rumah. "Bilangnya dia mau mengerjakan proyek," ujarnya.
Suharijono memaklumi. Sebab, meski kuliah di jurusan elektronika, anaknya sering mendapat pesanan mendesain arsitektur 3D. Erri ke luar dijemput seorang temannya, yang juga merupakan anggota Gafatar, Bisma Permana. Ia hanya menenteng ransel dan membawa kardus.
Itulah saat terakhir pertemuannya dengan putra keduanya. Suharijono menggeledah kamar Erri, lalu menemukan secarik surat di dalam kotak kayu di dalam laci kamarnya. "Isi dari surat itu intinya pamitan dengan Erri. Dia sedang pergi merantau, ingin mandiri. Jadi tidak perlu dicari," tuturnya.
Tak tinggal diam, Suharijono segera melaporkan kasus itu kepada Kepolisian Daerah Jawa Timur pada 28 Agustus 2015. Namun tak ada respons hingga akhirnya ia mencari sendiri dengan istrinya. Ia juga meminta bantuan aparat Badan Kesatuan dan Kebangsaan-Perlindungan Masyarakat Kota Surabaya.
Pemerintah Kota Surabaya berupaya membantu mediasi via sambungan telepon dengan mengontak pengurus Gafatar Jawa Timur. Pada Oktober 2015 itu, Erri mengatakan dirinya baik-baik saja. Ia bahkan berjanji akan pulang ke rumah pada 25 Desember lalu. "Tapi saya tunggu belum datang juga. Saya berharap polisi atau pemerintah kota bisa segera menemukannya," ucapnya.
ARTIKA RACHMI FARMITA