Minus PKS, Puluhan Anggota DPR Desak Setya Novanto Mundur

Reporter

Editor

Anton Septian

Selasa, 15 Desember 2015 11:27 WIB

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto berjalan keluar ruangan seusai menjalani sidang etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 7 Desember 2015. Sidang yang berlangsung tertutup tersebut berlangsung selama kurang lebih lima jam. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat mendesak Ketua DPR Setya Novanto untuk mundur. Desakan ini terkait dengan kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden dalam perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia yang masih hangat menjadi perbincangan publik. Pendapat publik terkait dengan kasus ini membuat DPR semakin terpuruk.

BACA: Setya Laporkan Sudirman, Jaksa Agung, dan Metro TV ke Polisi

"Semua fraksi hadir. Karena ini buru-buru, baru semalam. Yang tidak ada dari Partai Keadilan Sejahtera," kata salah satu anggota DPR dari Fraksi NasDem, Taufiqulhadi, di ruang KK 5 Kompleks Parlemen Senayan, Selasa, 15 Desember 2015. Dia mengklaim absennya PKS lantaran tak sempat menghubungi.

BACA: Jawaban Metro TV atas Laporan Setya Novanto ke Polisi

Hingga pukul 10.30, sudah 21 anggota DPR lintas fraksi yang berkumpul di ruangan. Mereka yang hadir di antaranya Nico Siahaan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tubagus Hasanuddin dari Fraksi PDIP, Wihadi dari Fraksi Hanura, Akbar Faisal dari NasDem, Komaruddin Watubun dari PDIP, dan Primus Yustisio dari Fraksi Partai Amanat Nasional. Menurut Taufiq, dari Fraksi Golkar nanti akan hadir Bambang Soesatyo.

BACA: Jaksa Agung: Setya Inisiator, Riza Chalid Sewa Ritz-Carlton

Menurut Komaruddin, pada tingkat internal, kasus ini membuat situasi lingkungan kerja di DPR semakin tidak kondusif karena terkait dengan kepemimpinan dewan. Pada saat yang sama, kata dia, fungsi Majelis Kehormatan Dewan jauh dari harapan publik. MKD menjadi forum perdebatan dan pembelaan belaka, dengan mengabaikan substansi persoalan. "Publik pun semakin ragu MKD bisa membuat keputusan dengan adil," ujar Komaruddin.

BACA: Ditanya Soal 'Papa Minta Saham' Luhut: Yang Mulia Tanya Saja ke Riza Chalid

Berikut ini tuntutan mereka.
1. Meminta kepada Sdr Setya Novanto untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR dan anggota DPR untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap institusi DPR.

2. Kami memberikan dukungan kepada anggota MKD yang masih memiliki komitmen untuk menyelamatkan DPR dengan menegakkan kode etik DPR RI. #SaveDPR

LINDA TRIANITA

BERITA MENARIK
Bekas Pacar Nikita Mirzani: Orang Tahu Dia Jual Diri
Nikita Mirzani Digerebek Polisi, Mantan Pacar: Syukurin!



Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

7 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

1 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

2 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya