TEMPO Interaktif, Jakarta: Markas Besar Tentara Nasional Indonesia membantah terlibat dalam pembunuhan ratusan ribu orang Timor Timur, saat wilayah itu menjadi bagian negara Indonesia pada 1975-1999."TNI tidak pernah memiliki catatan seperti itu saat melaksanakan tugas di Timor Timur," kata Kepala Dinas Penerangan Umum Kolonel Ahmad Yani Basuki, Kamis.Ia dimintai komentar atas kesimpulan laporan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi bentukan pemerintah Timor Leste. Dalam laporan setebal 2.500 halaman yang akan dibawa Presiden Xanana Gusmao ke Sekretaris Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan itu, disebutkan bahwa pemerintah dan militer Indonesia bertanggung jawab atas pembunuhan 183.000 orang Timor Timur selama 1975-1999.Menurut Yani, saat bertugas di Timor Timur, TNI selalu menempatkan wilayah itu sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Misi TNI adalah menyelamatkan warga negaranya di sana, dari ancaman konflik yang ada," tuturnya.Kesimpulan Komisi Penerimaan, Kebenaran, dan Rekonsiliasi disebutkan sebagai hasil wawancara dengan sekitar 8.000 saksi, keterangan pengungsi, dan laporan intelijen serta militer.Dalam laporan itu disebutkan bahwa militer Indonesia berusaha membasmi orang-orang Timor Timur. Caranya, meracuni pasokan makanan dan air dengan napalm dan bahan kimia lainnya.Laporan yang sama menyebutkan, polisi atau tentara Indonesia bertanggung jawab atas 70 persen dari 18.600 pembunuhan atau penghilangan antara 1975 dan 1999. Dalam laporan juga disebutkan secara terinci penyiksaan masyarakat sipil. Budi S
Indonesia dan Timor Leste Bahas Masalah Perbatasan hingga Kerja Sama Ekonomi
12 Januari 2023
Indonesia dan Timor Leste Bahas Masalah Perbatasan hingga Kerja Sama Ekonomi
Sejumlah isu dibahas dalam pertemuan bilateral Menteri Luar Negeri Indonesia dan Timor Leste kemarin, seperti peluang meningkatkan kerja sama ekonomi dan penyelesaian batas darat antara kedua negara.