Di Depan JK, Megawati: Saya Ini Juga Presiden Loh, Pak  

Senin, 7 Desember 2015 15:14 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) berbincang dengan Megawati Soekarnoputri (tengah) dan Ketua MPR Zulkifli Hasan (kiri) usai acara Simposium Kebangsaan MPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, 7 Desember 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri masih menganggap dirinya seorang presiden. Di depan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Mega melontarkan guyonan yang menyebutkan seorang ketua umum partai sama halnya dengan seorang presiden yang bisa mengatur kebijakan.

"Saya suka guyon dengan Pak JK dan Jokowi, 'saya ini presiden juga loh'," kata Mega dalam acara Simposium Kebangsaan di Kompleks, Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 7 Desember 2015. "Meski ketua umum partai apalagi kan. Ini bukannya sombong. Ini beneran."

Kalla yang juga hadir dalam acara itu hanya tersenyum mendengar pernyataan Mega. Dalam pidatonya itu Mega mencurahkan hatinya yang selalu dirisak media. Menurut dia, wartawan senang sekali merisak dengan memuat berbagai berita yang tak seimbang.

Mega juga kembali berkelakar soal minimnya alat persenjataan yang dimiliki TNI. "Meski dibelikan itu Pak JK alutsista yang ada. Aduh ampun deh. Jadi kalau suatu saat Singapura nerbangin pesawatnya ke Indonesia keok kita, karena alutsista Singapura ketimbang Indonesia lebih bagus. Malu kita."

Dia juga berkelakar soal adanya singkatan huruf yang banyak sekali ditemukan di setiap kementerian. Menurut dia, singkatan itu mencerminkan budaya malasnya orang Indonesia.

"Misalnya, singkatan alutsista, itu kan apa saat itu saya belum tahu apa artinya ketika saya masih menjabat sebagai wakil presiden," ujarnya. "Makanya saya pusing sekarang dan enggak mau jadi presiden. Saya serahkan saja ke Pak Kalla dan Pak Jokowi."

Dalam kesempatan itu, Mega juga menyinggung soal implementasi dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang semakin menyimpang setelah mengalami empat kali amandemen. Dia mencontohkan kewenangan Majelis Permusyawaratan Rakyat yang semakin terbatas. Akibatnya, Garis Besar Haluan Negara (GBHN) tak lagi menjadi acuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Mari kita kaji ulang. Kalau dulu, GBHN itu konsep, begitu juga dengan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita)," ujar Mega. "Kalau zaman Bung Karno itu ada pembangunan semesta. Yang sekarang ditiru Cina."

REZA ADITYA

Berita terkait

Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader

11 Agustus 2020

Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader

Sejumlah kader Gerindra meminta Prabowo kembali maju sebagai capres 2014, sedangkan PDIP masih melakukan kaderisasi dan pematangan calon pemimpin.

Baca Selengkapnya

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.

Baca Selengkapnya

Cara Jokowi Hindari Angka 2 Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Megawati

23 Januari 2019

Cara Jokowi Hindari Angka 2 Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Megawati

Jokowi mengucapkan selamat kepada Megawati yang berulang tahun ke-72. Tapi Jokowi menghindari menyebut angka 2.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.

Baca Selengkapnya

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

26 Juli 2018

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.

Baca Selengkapnya

Megawati: Tanah Air Kita Sangat Kaya, Indonesia Punya Semuanya

16 Desember 2017

Megawati: Tanah Air Kita Sangat Kaya, Indonesia Punya Semuanya

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan kekayaan Indonesia harus dilindungi. Megawati mengatakan Tanah Air kita sangat kaya.

Baca Selengkapnya

Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol, Mega Didampingi Puan

26 Oktober 2017

Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol, Mega Didampingi Puan

Ada 42 kepala negara yang mengikuti rangkaian acara kremasi Raja Bhumibol di Thailand.

Baca Selengkapnya

Megawati Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol di Thailand

26 Oktober 2017

Megawati Hadiri Acara Kremasi Raja Bhumibol di Thailand

Megawati menghadiri acara kremasi Raja Bhumibol Adulyadej sebagai utusan khusus Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya