Indonesia Luncurkan Penghitung Emisi di COP21 Paris

Reporter

Minggu, 6 Desember 2015 15:00 WIB

Seorang pekerja tengah membersihkan puluhan panel tenaga surya. Instalasi ini merupakan pembangkit listrik yang paling ramah lingkungan. Karena tidak ada satupun emisi gas yang terbuang. Abingdon, Inggris, 29 Juli 2015. Peter MacDiarmid / Getty Images

TEMPO.CO, PARIS - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan meluncurkan Indonesian National Carbon Accounting System (INCAS), sistem penghitungan emisi karbon dari sektor penggunaan lahan dan alih fungsi hutan, di sela acara Global Landscape Forum (GLF), di Palais de Congres Paris, Prancis.

Peluncuran sistem penghitungan emisi karbon itu dipimpin Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar, bersama Menteri Lingkungan Hidup Australia Greg Hunt dan General Director CIFOR Peter Holmgren.

Dalam sambutannya, Witoelar mengatakan sistem penghitungan emisi karbon berbasis data spasial dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu akan membantu Indonesia memantau perkembangan penurunan emisi dengan target sebesar 29 persen pada 2030. "Kami berkomitmen mengatasi perubahan iklim sesuai dengan komitmen sebesar 29 persen dan sistem ini akan sangat membantu," katanya.

Witoelar juga menyampaikan apresiasi atas dukungan CIFOR serta Australian Aid yang mendukung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk menyelesaikan sistem yang sudah diuji para pakar itu.

INCAS, kata dia, merupakan unit di bawah pengelolaan Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Hunt menyampaikan apresiasi atas kerja keras tim peneliti INCAS yang sudah menyelesaikan sistem penghitungan emisi karbon yang bisa diakses publik tersebut.

"Ini kemajuan besar dalam sistem penghitungan emisi karbon dan Indonesia, yang merupakan salah satu negara pemilik hutan tropis dan hutan mangrove terbesar di dunia, sangat membutuhkan teknologi ini," ujarnya.

Witoelar berharap, dengan beroperasinya INCAS, Indonesia akan lebih mudah menarik bantuan dana pelestarian hutan untuk mitigasi perubahan iklim.

Ketua Tim Peneliti INCAS Haruni Krisnawati mengatakan INCAS merupakan sistem penghitungan emisi karbon yang sudah diuji para pakar sehingga dinyatakan memenuhi kriteria Transparancy, Acuntability, Consistently, Completeness, dan Comparable (TACCC).

"Kami berfokus mengembangkan sistem ini mulai 2011 dengan data terbaru yang diolah adalah data tutupan hutan dan lahan pada 2012. Jadi informasi yang muncul bukan emisi karbon keseluruhan, melainkan hanya dari hutan dan lahan," tuturnya.

Dia mengatakan INCAS bisa digunakan seluruh pihak untuk berbagai kepentingan dan dapat diakses semua pihak di alamat www.incas-indonesia.org serta sudah mengakomodasi seluruh data emisi dari seluruh provinsi di Indonesia.

Selain data emisi karbon, INCAS, ucap dia, dapat menghitung stok karbon hutan dan lahan di Indonesia, termasuk di atas dan bawah tanah, seperti lahan gambut dan hutan mangrove.

Secara sederhana, Haruni menjelaskan, analisis INCAS berawal dari data tentang tutupan hutan dan lahan dari data spasial milik Lapan. Selanjutnya dibandingkan dengan data Kementerian Lingkungan Hidup tentang kawasan dan fungsi hutan, data lahan konsesi, dan data jenis tanah.

"Termasuk data tentang kebakaran juga dimasukkan yang diolah sendiri oleh tim, karena belum ada data tentang kebakaran, termasuk titik dan tingkat keparahan area yang terbakar," katanya.

ANTARA

Berita terkait

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

26 Juni 2018

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.

Baca Selengkapnya

Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

4 Juli 2017

Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

Stephen Hawking menilai tindakan Trump mundur dari Kesepakatan Iklim Paris bisa membuat Bumi menjadi seperti Venus dengan suhu 250 derajat.

Baca Selengkapnya

Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

2 Juni 2017

Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

Para pemimpin dunia mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian iklim Paris 2015.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

2 Juni 2017

Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

1 Juni 2017

Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

Elon Musk mengumumkan jika Presiden Trump mundur dari kesepakatan internasional Paris, dia akan mundur dari semua dewan penasihat Gedung Putih.

Baca Selengkapnya

Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

23 April 2016

Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

Setelah meneken Paris Agreement, pemerintah harus implementasikan pembangunan rendah karbon.

Baca Selengkapnya

170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

23 April 2016

170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

Respon terbaru dunia terhadap peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut dan dampak lain dari perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

1 Februari 2016

Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

KLHK menggelar Festival Iklim di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Februari 2016, agar semua pihak mengerti kesepakatan COP 21 di Paris.

Baca Selengkapnya

Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

31 Januari 2016

Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

Festival pada 1-4 Februari ini diadakan KLHK, Pemerintah Norwegia dan UNDP Indonesia.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

18 Desember 2015

Siti Nurbaya: Indonesia Siap Jalankan Paris Agreement  

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pastikan Indonesia akan jalankan Kesepakatan Paris atau Paris Agreement.

Baca Selengkapnya