Kasus Malpraktek Pembesaran Mr P, Polisi Hadapi Banyak Kendala

Reporter

Senin, 30 November 2015 23:00 WIB

Ilustrasi

TEMPO.CO, Parepare - Penyidik Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Parepare, Sulawesi Selatan, menghadapi banyak kendala dalam melakukan penyelidkan kasus dugaan malpraktek pembesaran alat kelamin pria, yang biasa disebut Mr P.


“Salah satu kendalanya, tidak ada satupun dari korban yang memenuhi panggilan untuk dimintai keterangan,” kata Kepala Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Parepare Ajun Komisaris Nugraha Pamungkas kepada Tempo, Senin, 30 November 2015.


Menurut Nugraha, kendala lainnya berkaitan dengan keterangan saksi ahli, yakni kalangan dokter ahli bedah. Dia mengakui belum mengirim surat panggilan kepada dokter yang akan dimintai keterangan. “Kami mengkhawatirkan ketidaksediaan dokter karena berkaitan dengan sumpah profesi,” ujarnya.


Namun, Nugraha tetap akan meminta keterangan dokter ahli bedah sebagai saksi ahli. Itu dilakukan setelah penyidik memeriksa para korban serta saksi lainnya. Tentu membutuhkan waktu yang lama agar para korban bersedia memberikan kesaksiannya. “Penyelidikan kasus itu harus tetap berjalan,” ucap dia.


Para penyidik ditugaskan membujuk para korban agar mau memberikan keterangan. Pendekatan melalui cara persuasif akan terus dilakukan. Tujuan utamanya adalah menyeret ke pengadilan pihak yang bertanggungjawab dalam kasus itu. “Kami berharap para korban mau terbuka memberikan keterangannya,” tutur Nugraha.


Advertising
Advertising

Dokter spesialis bedah Rumah Sakit Umum Daerah Andi Makassau, Parepare, Mahyudin Rasyid, menyatakan kesiapannya memberikan keterangan di hadapan penyidik kepolisian. Dia mengakui adanya larangan yang diatur dalam ketentuan tentang profesi kedokteran. Di antaranya, tidak boleh mempublikasikan nama korban.


Mahyudin mengatakan, penyelidikan kasus itu harus dituntaskan hingga ke pengadilan. Dia bersedia membantu polisi menjelaskan secara teknis masalah yang berkaitan dengan pembesaran Mr P. Kesalahan melakukan pembesaran penis bisa berakibat fatal. “Infeksi pada penis lelaki bisa mempercepat penularan penyakit HIV/AIDS,” ujarnya.


Sebanyak 20 orang pria asal Parepare menjadi korban kesalahan penyuntikan cairan pembesar Mr P di sebuah tempat di Kota Makassar pada pertengahan November 2015 lalu. Hasil yang didapat bukan ukuran Mr P membesar dan panjang, tapi justru infeksi, sehingga membengkak.


Mereka harus menjalani perawatan lebih lanjut di RSUD Andi Makassau karena mengalami infeksi dan pembengkakan. Enam orang di antaranya bahkan menjalani operasi.


DIDIET HARYADI SYAHRIR



Berita terkait

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

52 hari lalu

Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

55 hari lalu

Alasan Endometriosis Disebut sebagai Penyakit Perkotaan

Penelitian di Eropa menunjukkan naiknya kasus endometriosis banyak terjadi di kota karena pengaruh polusi udara yang tinggi.

Baca Selengkapnya

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

21 Januari 2024

7 Sumber Konflik Pernikahan Menurut Konselor

Konselor pernikahan memaparkan tujuh sumber konflik dalam rumah tangga. Apa saja dan bagaimana mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Polres Payakumbuh Peringati Hari Bhayangkara ke-77

3 Juli 2023

Polres Payakumbuh Peringati Hari Bhayangkara ke-77

AKBP Wahyuni menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi terutama kepada Pemko Payakumbuh

Baca Selengkapnya

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

20 Juni 2023

Alasan Perlunya Sosialisasi Kesehatan Reproduksi pada Orang Tua dan Anak

Pendidikan kesehatan reproduksi tak hanya diberikan di sekolah. Orang tua juga perlu memberikan edukasi tentang hal tersebut kepada anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

1 Mei 2023

Cegah Seks Bebas, Pentingnya Remaja Putri Pahami Kesehatan Reproduksi

Remaja putri perlu menjaga kesehatan reproduksi dan menghindari seks bebas untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, kehamilan di luar nikah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

15 April 2023

Perlunya Peran Orang Tua Edukasi Anak Perempuan Kesehatan Reproduksi

Orang tua harus bisa menjadi sumber pengetahuan utama bagi anak perempuan tentang masalah kesehatan reproduksi, terutama jika sudah menstruasi.

Baca Selengkapnya

Mutilasi di Bogor, Polisi Sebut Pelaku dan Korban Tinggal Bersama, Bermotif Pertengkaran

18 Maret 2023

Mutilasi di Bogor, Polisi Sebut Pelaku dan Korban Tinggal Bersama, Bermotif Pertengkaran

Kepolisian Resor Bogor mengungkap kasus penemuan potongan tubuh manusia atau mayat mutilasi dalam koper berwarna merah di Desa Singabangsa.

Baca Selengkapnya

Jelang Ramadan, Kodim dan Polres Metro Depok Pantau Harga Sembako di Pasar

18 Maret 2023

Jelang Ramadan, Kodim dan Polres Metro Depok Pantau Harga Sembako di Pasar

Kodim 0508/Depok bersama Polres Metro Depok bersinergi untuk memastikan stok dan stabilitas harga Sembako jelang Ramadan 1444 Hijriyah

Baca Selengkapnya

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

9 Januari 2023

Perlunya Pendidikan Seks sejak Dini untuk Lindungi Anak dari Kejahatan Seksual

Pemerhati anak mengatakan pendidikan seks sejak dini bisa melindungi anak dari kejahatan seksual. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya