Buntut Rusuh Tambang, Warga Mengadu ke Komnas HAM

Reporter

Senin, 30 November 2015 16:47 WIB

Polisi menghalau pengunjung rasa yang merangsek masuk lokasi tambang saat berunjuk rasa menolak keberadaan tambang emas Tumpang Pitu di Pensanggrahan, Banyuwangi, 18 November 2015. ANTARA/ Budi Candra Setya

TEMPO.CO, Banyuwangi - Sebanyak 12 warga Dusun Pancer, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur, hari ini melaporkan Polda Jawa Timur dan Polres Banyuwangi ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Mereka melapor karena khawatir ditangkap polisi pascakerusuhan di lokasi tambang emas PT Bumi Suksesindo pada Rabu, 25 November 2015. Pasalnya, sudah ada dua warga setempat yang ditangkap dan dijadikan tersangka sebagai pelaku perusakan.

Menurut Amrullah, dari 12 warga yang melapor, tiga di antaranya menerima surat panggilan sebagai saksi di Polres Banyuwangi pada Selasa besok. Namun warga memutuskan tidak akan hadir karena khawatir langsung ditahan. “Warga lainnya mulai didatangi polisi. Rumah mereka digedor-gedor,” kata Amrullah saat dihubungi Tempo, Senin, 30 November 2015.

Padahal, kata Amrullah, polisi juga melakukan kekerasan saat kerusuhan terjadi. Polisi menembak dengan membabi-buta ke arah kerumunan massa dan menganiaya sejumlah warga. Akibatnya, ada lima warga tertembak dan luka parah karena penganiayaan. Untuk memperkuat laporannya, warga membawa barang bukti berupa empat selongsong peluru tajam.

Dua belas warga itu, kata Amrullah, ikut unjuk rasa pada 25 November 2015 lalu karena menolak kehadiran tambang emas. Warga yang bekerja sebagai nelayan tersebut khawatir limbah pertambangan emas mencemari lautan.

Warga pelapor meminta Polda dan Polres segera menarik pasukannya dari wilayah Kecamatan Pesanggaran. Sebab, saat ini warga Pesanggaran tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. “Kondisi di perkampungan masih mencekam,” ujarnya.

Kepala Polres Banyuwangi Ajun Komisaris Besar Bastoni Purnama membenarkan panggilan terhadap lima warga sebagai saksi. Ada lima warga yang akan dipanggil sebagai saksi di Polda Jawa Timur pada Selasa, 1 Desember 2015. Dia meminta warga tidak khawatir karena polisi juga bertugas memberikan perlindungan. “Kalau ada hal-hal yang perlu didiskusikan, kami siap,” katanya.

Menurut Bastoni, Polda kemungkinan akan membidik tersangka lainnya. Sebab, pelaku perusakan infrastruktur pertambangan cukup banyak. Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan bukti-bukti di lapangan.

Beberapa titik lokasi di Kecamatan Pesanggaran saat ini masih dijaga 600 anggota polisi dari Polda Jawa Timur, Polres Banyuwangi, serta bantuan anggota dari polres tetangga. “Kami tak bisa menarik pasukan, khawatir ada kerusuhan lanjutan,” kata Bastoni.



IKA NINGTYAS

Berita terkait

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

16 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

1 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

2 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

6 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

8 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

10 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

26 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

27 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

27 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

28 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya