Calon Pemimpin KPK: Dipersoalkan DPR, Ini Reaksi Johan Budi

Reporter

Rabu, 25 November 2015 20:12 WIB

Panitia Seleksi Calon Pimpinan KPK berbincang sebelum melakukan rapat dengan Komisi III DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, 17 November 2015. ANTARA/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi III DPR yang membidangi masalah hukum, Arsul Sani mengatakan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan akan tetap melanjutkan fit and propert test calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. PPP, kata dia, tak menyoal pertimbangan sejumlah anggota Komisi III yang meragukan tiga orang dari sepuluh capim KPK yang diajukan pemerintah. "Kalau kami dari PPP akan melanjutkan fit and propert test," kata Arsul di depan ruang rapat koimisi III DPR, Jakarta, Rabu, 25 November 2015.


Menurut politikus PPP ini, dalam rapat nanti, fraksinya akan tetap mengusulkan proses pemilihan capim KPK berlanjut ke tahap uji kelayakan dan kepatutan. Namun, jika ada capim KPK yang tidak memenuhi syarat, maka fraksinya mengusulkan agar calon tersebut tak dipilih.


Arsul menjelaskan, dari sepuluh capim KPK, ada tiga nama yang meragukan sesuai dengan dokumen pertama yang diserahkan oleh tim panitia seleksi capim KPK. Adapun sepuluh capim KPK itu adalah Saut Situmorang, Surya Chandra, Alexander Marwata, Basariah Panjaitan, Agus Rahardjo, Johan Budi Sapto Prabowo, Sujanarko, Laode Muhammad Syarif, Busyro Muqoodas dan Robby Arya Brata.


Ia mengatakan ketiga nama yang meragukan tersebut dilihat dari ketentuan Pasal 29 huruf D Undang-Undang Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi. Pasal ini berbunyi, pimpinan KPK harus berijazah sarjana hukum atau sarjana lain yang memiliki keahlian dan pengalaman sekurang-kurangnya 15 tahun dalam bidang hukum, ekonomi, keuangan, atau perbankan.


Kata Arsul, Komisi III akan mengkaji kelayakan ketiga nama ini ketika digelar fit and proper test. "Akan kami dalami tiga nama itu apa memenuhi syarat atau tidak, kan harus fair," ujar Arsul. Saat ini, Komisi III sudah membahas proses pemilihan capim KPK dari 10 nama yang diajukan pemerintah. Selasa pekan lalu, Komisi Hukum menggelar rapat dengar pendapat dengan panitia seleksi KPK.


Advertising
Advertising

Johan Budi Sapto Pribowo mengakui, dirinya termasuk calon yang dipersoalkan dalam rapat DPR karena tidak berijazah sarjana hukum. Komisi Hukum DPR tengah membahas delapan nama calon Pimpinan KPK yang diusulkan Presiden Joko Widodo, hasil dari panitia seleksi.

Menurut Johan, ia sudah menyampaikan perihal bidang kesarjanaan ini ketika mengikuti tes di panitia seleksi atau pansel. "Bahwa yang penting bukan sarjana hukumnya, tapi orang ini mengerti hukum atau tidak. Yang dibutuhkan adalah orang yang mengerti hukum," kata Johan di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 24 November 2015.

Menurut undang-undang, kata dia, Pimpinan KPK bisa sarjana hukum, bisa juga bukan sarjana hukum. "Pemahaman (hukum) itu penting, juga pengalaman 15 tahun di bidang hukum," kata Johan. "Ini bukan karena saya tidak sarjana hukum. Kalau soal itu, urusan Komisi III. Mau memilih silakan, nggak mau milih juga silakan."

Ia enggan berkomentar banyak terkait proses pemilihan calon Pimpinan KPK yang saat ini dibahas Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat RI. "Saya capim (calon pimpinan). Sekarang semua tergantung Komisi III, mau memilih atau tidak memilih," ujarnya kepada wartawan.

Meski saat ini ia juga Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK, Johan tak bisa berbicara banyak. "Kalau saya bukan capim, bisa panjang lebar," kata dia.

Lima pimpinan KPK seharusnya dilantik pada pertengahan Desember nanti. Kini, ada delapan nama yang diajukan Presiden ke DPR. Yaitu Saut Situmorang, Surya Tjandra, Alexander Marwata, Basaria Panjaitan, Agus Rahardjo, Sujanarko, Johan Budi Sapto Pribowo, dan Laode Muhamad Syarif.


AREZKI LVIONITASARI |MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

8 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

18 jam lalu

Anggota Dewan Minta Pemerintah Pertimbangkan Kenaikan Tarif KRL

Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama mengatakan kenaikan tarif tidak boleh membebani mayoritas penumpang KRL

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

2 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

2 hari lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

2 hari lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

4 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

5 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

5 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

5 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya