TEMPO Interaktif, Jakarta: Akibat maraknya pemberitaan mengenai penggunaan formalin pada ikan asin, puluhan ton ikan menumpuk di Pelabuhan Perikanan Pantai Jongor, Tegal, Jawa Tengah. Puluhan ton ikan dibungkus kardus itu tidak laku dijual.Dasuki, pengusaha ikan asin setempat, menyatakan bahwa usahanya kini macet setelah maraknya pemberitaan soal formalin. Padahal, sebelum ada isu ini ia mengaku bisa memproduksi 8 ton ikan asin per hari dengan melibatkan 80 pekerja.Saat ini, Dasuki mengaku memiliki 24 ton ikan asin yang belum terjual. "Yang sudah dikirim saja belum dibayar," katanya, Rabu (11/1).Jika ikan tersebut tidak terjual, Dasuki akan menjualnya kepada peternak ikan lele atau udang. Harganya hanya Rp 1.500 per kilo. Padahal, kata Dasuki, harga biasanya Rp 8.000 per kilo. Dasuki belum memiliki ruangan pendingin yang bisa menyimpan ikan agar tidak busuk. Kerugian yang diderita Dasuki sudah Rp 200 juta. Selain itu, ia harus memberhentikan karyawannya.Pemerintah kota setempat belum melakukan langkah-langkah konkrit. "Pemerintah kota datang baru dalam rangka mengambil sampel untuk diteliti," kata Dasuki.Menurut data di Dinas Perikanan dan Kelautan pengusaha ikan di pelabuhan Jongor sebanyak 40 orang. Rofi'uddin