Anggota Dewan: Perjalanan Setya Novanto ke Pongkor Janggal  

Jumat, 20 November 2015 21:01 WIB

(kiri-kanan) Anggota DPR Lintas Fraksi Adian Napitupulu (PDIP), Taufiqulhadi (Nasdem), Inas Nasrullah Zubir (Hanura) saat menyampaikan pernyataan sikap di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 20 November 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Pertambangan Dewan Perwakilan Rakyat, Arifin Hakim Toha, menduga, Ketua DPR Setya Novanto kerap jadi malekar dan pemalak dalam kasus pertambangan dan sejenisnya. Salah satu tudingan adalah kejanggalan perjalanan dinas Setya ke Pongkor di Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Setya, kata Arifin, datang ke Pongkor sepekan setelah Komisi Pertambangan melakukan kunjungan kerja ke tempat sengketa penambangan emas yang melibatkan PT Aneka Tambang. “Cara-cara ini sering dilakukan Ketua DPR. Sepertinya sudah jadi kebiasaan,” kata politikus dari Partai Kebangkitan Bangsa, Arifin Hakim Toha, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jumat, 20 November 2015.

Komisi Pertambangan melakukan kunjungan kerja ke Pongkor setelah terjadi penangkapan 22 gurandil atau penambang emas liar yang juga diikuti pembongkaran dan pembakaran rumah warga di Desa Ciguha. Anggota Dewan yang duduk di Komisi Pertambangan berniat membentuk Panitia Khusus Pongkor karena sejumlah kejanggalan kasus tersebut.

Komisi menduga pembakaran rumah adalah pelanggaran hak asasi manusia karena tak ada dasar hukum dan surat resmi pelaksanaan eksekusi. Penangkapan warga oleh kepolisian Bogor juga janggal karena hanya menangkap para gurandil tetapi oknum PT Antam dan bandar jual-beli emas ilegal tak tersentuh.

Menurut Arifin, Setya pergi ke Pongkor tanpa alasan dan bertemu dengan sejumlah pihak yang terlibat sengketa kasus tersebut. Bahkan, Setya tak memanggil dulu Komisi Pertambangan guna mendengar evaluasi dan temuan seandainya kepergian tersebut dengan tujuan membantu proses penyelesaian kasus Pongkor.

“Saya sebagai pribadi, tapi akan dikomunikasikan ke fraksi, mengusulkan Mahkamah Kehormatan Dewan mencopot Setya sebagai Ketua DPR,” kata Arifin.

Selain Arifin, anggota Komisi Pertambangan lain yang mengungkap kasus Pongkor adalah Adian Napitupulu dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Inas Nasrullah Zubir dari Fraksi Partai Hanura. Ketiganya bersama politikus Partai NasDem, Teuku Taufiqulhadi, akan menggalang mosi tak percaya pada Setya mulai awal pekan depan. Mereka mengatakan kecewa terhadap Setya yang berupaya masuk dalam upaya renegosiasi kontrak PT Freeport.

FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

3 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

10 jam lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

1 hari lalu

KPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR

KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.

Baca Selengkapnya

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

2 hari lalu

Said Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029

Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

2 hari lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

2 hari lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

2 hari lalu

Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Kilas Balik Luka Lama Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah dengan PKS

Kabar PKS gabung koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran membuat Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah keluarkan pernyataan pedas.

Baca Selengkapnya

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

3 hari lalu

Ditolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi

Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

3 hari lalu

Gerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok

Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 hari lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya