Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Sekertaris Negara Pratikno saat melakukan konperensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, 18 Februari 2015. Presiden Jokowi membatalkan pelantikan Calon Kapolri Budi Gunawan dan mengajukan nama baru calon Kapolri Badrodin Haiti. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara Pratikno menilai tak ada yang istimewa dari pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan para ketua umum partai pendukung pemerintah kemarin, Kamis 12 November 2015 malam. Menurut dia, Presiden memang rutin menggelar pertemuan dengan para ketum partai.
"Presiden selalu membuka diri melakukan pertemuan dengan berbagai pihak, mendengar. Tentu saja politisi dari parpol termasuk dari partai pendukung. Jadi pertemuan itu wajar sajalah," kata Pratikno di kantornya, Jumat, 13 November 2015.
Pratikno mengatakan Presiden memang selalu tertarik mendengar masukan khususnya mengenai masalah ekonomi. Dalam pertemuan rutin itu, kata dia, Presiden memang mendengar masukan soal ekonomi. Masukan mengenai ekonomi, kata Pratikno, tak selalu berasal dari ekonom tapi juga dari politikus.
Pertemuan rutin dengan para petinggi partai, kata Pratikno, setidaknya digelar Presiden sekali dalam sebulan. Selain dengan petinggi partai, Presiden juga rutin menggelar pertemuan dengan pimpinan lembaga tinggi negara termasuk DPR. Selain masalah ekonomi, Pratikno membantah pertemuan juga membahas soal wacana perombakan kabinet.
"Tidak ada pembicaraan reshuffle, presiden tidak pernah membicarakan reshuffle. Saya tidak pernah membicarakan itu dengan Presiden," katanya.
Kemarin, Presiden bertemu dengan pimpinan partai pendukung pemerintah. Pertemuan digelar mulai pukul 18.30 hingga 21.10 malam. Ada tiga hal yang dibahas dalam pertemuan itu. Pertama, soal konstelasi politik nasional dan kesepakatan mengubah nama KIH menjadi Partai-Partai Pendukung Pemerintah. Kedua, soal pertumbuhan dan paket kebijakan ekonomi, Ketiga, terkait Panitia Khusus di DPR.