Dalih PAN Menyokong Jokowi, Bukan Kejar Kursi Menteri

Reporter

Editor

Pruwanto

Jumat, 6 November 2015 19:11 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi). REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Amanat Nasional Azis Subekti mengatakan kader partainya siap jika adiminta Presiden Joko Widodo mengisi posisi menteri di Kabinet Kerja. Meski begitu, PAN bergabung menyokong pemerintah bukan karena mengejar kursi menteri. “Kami masuk ke pemerintahan untuk membuka kebuntuan politik,” kata Azis ketika dihubungi, Jumat, 6 November 2015.

Azis mencontohkan, kebuntuan politik itu seperti kurang berjalannya konsolidasi di DPR Senayan sehingga program pemerintah berjalan tidak efektif. PAN, kata dia, meyoroti ihwal permasalahan ekonomi yang terjadi. “Seperti paket kebijakan dan berlikunya izin di pemerintahan,” ujar Azis.

PAN, tutur Azis, tak mengelak selama ini pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ditopang oleh Koalisi Indonesia Hebat. Dalam koalisi itu, terdiri atas PDI Perjuangan, Partai NasDem, Partai Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.

Karena masuk ke dalam pemerintahan, dia berujar, presiden harus menjaga keharmonisan di koalisi tersebut. “Tentu, kami masuk bukan mengejar kursi menteri,” katanya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelumnya mengaku mulai menimbang posisi menteri yang cocok untuk kader dari Partai Amanat Nasional. Dia mengatakan hal itu akan dibicarakan dalam rapat dengan Presiden Joko Widodo.

"Tentu itu diperhatikan. Tapi pada waktunya nanti, kalau ada pergantian dan sesuai, cocok, tentu dipertimbangkan," kata Jusuf Kalla di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 6 November 2015.

Ditanya mengenai kapan masalah itu akan dibicarakan dengan Presiden Joko Widodo, Jusuf Kalla tak tegas menjawab. "Mungkin besok, lusa, siapa tahu dibicarakan. Tapi, sampai hari ini belum dibicarakan," katanya.

Ketika Pemilu Presiden 2014 lalu, PAN masuk dalam koalisi partai pendungkung presiden Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Hatta Rajasa. Koalisi ini terdiri dari Partai Gerindra, PPP, Partai Golkar, PKS, dan PBB.


HUSSEIN ABRI YUSUF | REZA ADITYA


Berita terkait

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

3 hari lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

6 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

9 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

11 hari lalu

Respons Bima Arya soal Maju Pilgub Jabar 2024, Singgung Nama Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi

Mantan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan dirinya siap maju di Pilkada 2024 setelah mendapat arahan dari Ketum PAN, tapi...

Baca Selengkapnya

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

11 hari lalu

Respons KPU dan Ketum PAN soal Gugatan PDIP di PTUN

KPU dan Ketum PAN Zulkifli Hasan menanggapi gugatan PDIP di PTUN terkait pencalonan Gibran di Pilpres 2024. Begini kata mereka.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

11 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

13 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

13 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

23 hari lalu

Profil Zita Anjani, Putri Ketum PAN yang Didorong Berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta

Zita Anjani didorong berduet dengan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta. Berikut profil putri Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan itu.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

24 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya