Omzet Perajin Tahu Anjlok

Reporter

Editor

Minggu, 1 Januari 2006 02:45 WIB

TEMPO Interaktif, Sukoharjo:Ratusan perajin tahu di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, resah menyusul santernya pemberitaan yang menyebutkan penggunaan bahan formalin maupun borax untuk mengawetkan tahu maupun jenis makanan lain seperti ikan asin, bakmi dan bakso. Pasalnya, omzet perajin dan pedagang tahu turun drastis.Mereka kini kesulitan memasarkan produksi tahu mereka lantaran konsumen membatasi jumlah pembelian atau bahkan banyak yang beralih ke jenis lauk lain. Di antara sentra produksi tahu yang cukup besar di Sukoharjo adalah di Kecamatan Nguter dan Kecamatan Kartasura."Gara-gara kasus formalin ini omzet penjualan tahu mengalami penurunan sangat drastis. Terpaksa kami harus mengurangi jumlah produksi dalam jumlah besar. Sudah empat hari ini produksi diturunkan. Jika sebelumnya satu hari kami bisa berproduksi hingga 1,5 kuintal maka kini hanya memproduksi 1,2 kuintal saja," ungkap Supardi (53), perajin tahu dari Dusun Munggur, Desa Plesan Nguter, Sabtu (31/12).Hal senada juga diungkapkan Ny Bakri (50), perajin tahu dari Dusun Brahu, Desa Celep. Ia mengaku produksi tahu miliknya mengalami penurunan 25 kilogram per hari. "Secara otomatis keuntungan yang kita peroleh pun mengalami penurunan pula," paparnya.Sebelum ada permasalahan formalin dan borax ini, keuntungan bersih dari usaha produksi tahu mereka sebanyak Rp 50 ribu per hari dan kini menurun tinggal Rp 30 ribu. Setiap biji tahu dijual Rp 100 dengan ukuran kecil, Rp 350 per biji untuk tahu ukuran, dan Rp 400 untuk ukuran besar.Padahal, lanjut Ny Bakri, pihaknya tidak menggunakan bahan pengawet formalin ataupun borax dalam memproduksi tahu. "Ya tetap kena dampaknya, padahal saya tidak tahu yang namanya formalin atau borax" ujarnya kesal.Tahu yang mereka buat memang sengaja dibuat kenyal dan agak keras sehinggan tahan hingga 15-20 hari. Tapi kekenyalan itu diperoleh dengan metode pembuatan bukan dengan menambah formalin.Perajin tahu di Pesalakan, Adiwerna, Tegal, juga mengeluhkan hal yang sama. Menurut salah satu perajin, Darno, 50 tahun, produksi tahu miliknya turun hingga 40 persen.?Pekan ini hanya produksi sebanyak 60 kilo per hari, padahal pekan lalu sebanyak 100 kilo per hari,? ujarnya. Ia mengatakan selama 25 tahun lebih memproduksi tahu belum pernah menggunakan bahan pengawet dan bahan pewarna seperti formalin. Bahkan Darno mengaku tidak mengetahui tentang formalin. Ia mengenal kata formalin justru dari pemberitaan di televisi dan koran.anas syahirul/rofiuddin

Berita terkait

Badan POM Beri Izin Kalbe Farma Edarkan Obat Anemia Efepoetin Alfa

26 Oktober 2023

Badan POM Beri Izin Kalbe Farma Edarkan Obat Anemia Efepoetin Alfa

Studi ini juga dilakukan di Eropa dan Asia untuk mendukung perluasan izin edar obat bagi pasien cuci darah dan non-dialisis.

Baca Selengkapnya

Temuan Zat Pemicu Kanker, YLKI Minta BPOM Periksa Kandungan Indomie

26 April 2023

Temuan Zat Pemicu Kanker, YLKI Minta BPOM Periksa Kandungan Indomie

YLKI berharap BPOM dapat memastikan apakah mi instan yang dijual di Taiwan juga beredar di Indonesia dan mengandung cemaran etilen oksida.

Baca Selengkapnya

BPOM dan Kominfo Pantau Penjualan Online Obat yang Mengandung EG dan DEG

23 Oktober 2022

BPOM dan Kominfo Pantau Penjualan Online Obat yang Mengandung EG dan DEG

BPOM menyatakan selalu melakukan patroli siber karena maraknya penjualan produk obat yang tidak aman.

Baca Selengkapnya

BPOM Catat 133 Obat Sirup Tidak Mengandung EG dan DEG, Aman Sepanjang Sesuai Aturan

23 Oktober 2022

BPOM Catat 133 Obat Sirup Tidak Mengandung EG dan DEG, Aman Sepanjang Sesuai Aturan

BPOM menduga cemaran Etilen Glikol dan Dietilen Glikol berasal dari empat bahan tambahan yang digunakan dalam obat sirup.

Baca Selengkapnya

Bio Farma Targetkan Vaksin Indovac Lolos Izin BPOM September 2022

22 Agustus 2022

Bio Farma Targetkan Vaksin Indovac Lolos Izin BPOM September 2022

Bio Farma menargetkan vaksin Indovac memperoleh izin penggunaan darurat dari Badan POM pada awal September 2022.

Baca Selengkapnya

Pesan IDI dan BPOM dalam Memilih Kemasan Plastik Makanan

12 Agustus 2022

Pesan IDI dan BPOM dalam Memilih Kemasan Plastik Makanan

Masyarakat diminta memperhatikan label pada kemasan plastik makanan dan minuman sebagai investasi kesehatan untuk jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Tepis Isu MS Glow Produk Abal-Abal dan Repacking, Kosme: Tidak Benar

27 Maret 2022

Tepis Isu MS Glow Produk Abal-Abal dan Repacking, Kosme: Tidak Benar

Produk perawatan kulit MS Glow milik Crazy Rich Malang Gilang Widya Permana dan Shandy Purnamasari belakangan ini ramai dipertanyakan keasliannya.

Baca Selengkapnya

Badan POM Perketat Pengawasan Produk Kosmetik dan Jamu Tak Berstandar Mutu

16 Maret 2022

Badan POM Perketat Pengawasan Produk Kosmetik dan Jamu Tak Berstandar Mutu

Badan POM berupaya menekan peredaran produk kosmetik dan jamu yang diproduksi tidak sesuai standar mutu dan keamanan.

Baca Selengkapnya

Vaksin Booster Sinopharm Tersedia di 350 Klinik Kimia Farma

16 Februari 2022

Vaksin Booster Sinopharm Tersedia di 350 Klinik Kimia Farma

Sebanyak 350 klinik Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia siap melaksanakan vaksinasi lanjutan atau booster dengan vaksin Sinopharm,

Baca Selengkapnya

Simak, Ini Efikasi dan Keamanan Vaksin Pfizer di Indonesia

28 Agustus 2021

Simak, Ini Efikasi dan Keamanan Vaksin Pfizer di Indonesia

Vaksin Pfizer yang telah diterbitkan oleh BPOM RI terbukti efektif dan aman digunakan.

Baca Selengkapnya