Bocah Gantung Diri, Kisah Nangka Kesukaan & Sepatu Baru Itu
Editor
Bobby Chandra
Selasa, 3 November 2015 19:38 WIB
TEMPO.CO, Blitar - Masih sembab karena terlalu lama menangis, Imam Sahroni duduk di bangku kayu teras rumah. Tatapannya kosong saat melabrak pohon nangka yang tumbuh setinggi empat meter di halaman depan. Sebuah karung plastik putih terlihat membungkus buah nangka yang menggantung di dahan rendah.
“Itu buah kesukaan Andri,” kata Imam memecah kesunyian. Buah itu pula yang menjadi santapan terakhir anak bungsunya sebelum ditemukan tak bernyawa dengan leher terikat tali pramuka di kamar rumahnya akhir pekan lalu.
Seperti hari-hari sebelumnya, pagi itu Imam bangun usai adzan Subuh untuk menyiapkan sarapan pagi anaknya. Aktivitas itu dia kerjakan sejak istrinya, Nuraini, merantau ke Selangor, Malaysia. Ibu dua anak itu bekerja di kedai makanan milik warga Malaysia, sejak Andri berusia tiga tahun.
Baca juga:
Salma, Si Mahasiswi, Ditindih oleh Hantu: Begini Kisahnya
Eksklusif, Heboh Suap Dokter: Ditawari Naik Haji hingga PSK
Sementara, kakak Andri yang kini berusia 18 tahun juga meninggalkan rumah menjadi kuli bangunan di Jakarta. Praktis rumah sederhana beralas semen kasar itu hanya dihuni oleh Imam Sahroni dan anak bungsunya, Mohamad Andri Ariyanto.
Belakangan Imam mengajak Santi, 15 tahun, sepupu Andri untuk tinggal di rumah itu. Selain menemani Andri saat ditinggal Imam bekerja, bocah perempuan itu juga bertugas membantu belajar Andri yang memang cukup tertinggal di sekolah. Keberadaan Santi ini pula yang mempengaruhi peningkatan nilai akademis Andri seperti pengakuan gurunya.
Baca juga:
EKSKLUSIF: Suap Obat, Dokter Terima Mobil Yaris hingga Camry
Eksklusif, Suap Obat: Dirut RSCM Pernah Ditawari PSK
Siang itu, Sabtu 31 Oktober 2015, Andri pulang ke rumah selepas sekolah pukul 12.00 WIB seperti biasa. Masih mengenakan seragam Pramuka, bocah itu langsung menuju dapur untuk makan siang. Saat ditegur ayahnya, Andri mengaku sangat lapar hingga tak sempat ganti baju terlebih dulu.
Setelah makan, Andri bergegas menukar seragam sekolahnya dengan baju rumah. Selanjutnya, dia berlari ke rumah tetangganya untuk meminta tolong menjahit bet seragam. Setelah menyerahkan seragam, dia bergegas kembali ke rumah dan meminta ayahnya memetik buah nangka yang tumbuh di halaman depan. “Dia makan lahap sekali saat saya pecahkan satu buah nangka,” kata Imam.
Selanjutnya: Sambil tersenyum...
<!--more-->
Sambil tersenyum melihat tingkah polah anaknya, Imam bergegas mengayuh sepeda pancal ke luar rumah untuk mengurus pekerjaan. Dan tak lama berselang, Andri turut masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu dari dalam setelah menyantap nangka.
Tak diketahui persis kapan peristiwa bunuh diri itu terjadi, Santi yang menemani Andri di rumah mengetuk pintu kamar. Gadis ini curiga dengan perilaku saudaranya yang tak biasanya mengunci pintu kamar di siang bolong. Karena tak ada jawaban, Santi bergegas keluar rumah dan mengintip dari jendela samping kamar.
Saat itulah dia mendapati tubuh Andri tergantung di atap kayu dengan leher terikat tali Pramuka. Sontak dia berteriak minta tolong, yang mengundang kehadiran tetangga. Namun upaya untuk menyelamatkan nyawa bocah itu tak berhasil.
Imam, yang datang tergopoh-gopoh setelah diberi tahu tetangga, sempat memeriksa denyut nadi tangan dan leher anaknya. Sejurus kemudian, pria 50 tahun itu pun ambruk tak sadarkan diri setelah mendapati nyawa anaknya telah tiada. Kala itu, jarum jam menunjukkan waktu pukul 13.30 WIB, atau selang beberapa menit usai acara makan nangka.
Hingga kini, dia masih meratapi kepergian Andri dengan cara yang mengenaskan. Apalagi istrinya yang turut jatuh pingsan saat mendengar kabar kematian itu tak bisa pulang ke Tanah Air karena terikat kontrak pekerjaan. Padahal baru tiga bulan lalu Nuraini meninggalkan rumah menuju Malaysia setelah pulang cukup lama.
Sebagai orang tua tunggal di rumah, Imam mengaku telah mencurahkan seluruh hidupnya untuk Andri. Pria ini pun rela tak makan seharian sebelum memastikan anak bungsunya tidur dalam keadaan kenyang. Kedekatan emosional ini telah terbangun sejak kecil. Hanya sang ayah yang melakukan seluruh pekerjaan rumah tangga hingga anaknya duduk di bangku sekolah dasar. “Dua orang itu tak pernah pisah, ke mana-mana selalu bersama,” kata Tukiman, kakak Imam yang juga paman Andri.
Meski dalam kondisi terbatas, Imam selalu berusaha memenuhi keinginan anaknya. Semua yang diminta Andri tak pernah terabaikan meski tidak dalam waktu singkat. Termasuk keinginan Andri untuk mendapatkan sepatu baru, menurut Imam tak pernah dia tolak. Dia hanya menjanjikan akan membelikan segera jika ada kesempatan. Toh sepatu yang saat ini dipergunakan sekolah masih sangat bagus dan tidak dalam kondisi rusak.
Baca juga:
EKSKLUSIF: Suap Obat, Dokter Terima Mobil Yaris hingga Camry
Eksklusif, Suap Obat: Dirut RSCM Pernah Ditawari PSK
Karena itu, dia juga menyesalkan jika perihal permintaan sepatu itu menjadi alasan melakukan bunuh diri, seperti yang disampaikan polisi saat menjalani pemeriksaan beberapa waktu lalu. Dan seolah ingin membantah telah dituding menjadi penyebab kematian anaknya perihal sepatu itu, Imam justru meyakini jika anaknya dirasuki makhluk halus yang mempengaruhinya untuk gantung diri.
Hal itu dikuatkan dengan penjelasan beberapa paranormal yang dia datangi untuk melacak penyebab kematian Andri. Dari sejumlah paranormal yang didatangi, seluruhnya mengatakan jika Andri kemasukan makhluk halus yang mempengaruhinya bunuh diri.
HARI TRI WASONO
Baca juga:
Eksklusif, Suap Obat: Dokter Ditawari Pergi Haji hingga PSK
Digertak Yusril Soal Sampah, Begini Reaksi Kubu Ahok