Kekerasan Anak Meningkat, Menteri Yohana Genjot Perpu Kebiri  

Reporter

Senin, 2 November 2015 15:09 WIB

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise memberikan ucapan duka cita kepada ibu dari korban pembunuhan, Putri Nur Fauziah di rumah duka di Kalideres, Jakarta Barat, 7 Oktober 2015. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak masih terus menggodok penyelesaian Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang Perlindungan Anak. "Karena jumlah kekerasan seksual terhadap anak terus meningkat," tutur Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise saat menggelar konferensi pers di kantornya, Senin, 2 Oktober 2015.

Menurut dia, pelaku kejahatan seksual terhadap anak saat ini justru orang dekat korban. Dari orang tua, pacar, teman, keluarga dekat, juga tetangga. Bahkan dia pernah menemukan kasus guru sekolah yang melakukan kejahatan seksual kepada siswanya sendiri.

Ini yang menjadi alasan dia untuk mempercepat proses penyelesaian Perpu. Dia juga tidak memungkiri bahwa dalam perpu tersebut pelaku kejahatan seksual bisa terkena hukuman tambahan berupa pengebirian. Diharapkan, langkah ini bisa membuat efek jera bagi pelaku kejahatan seksual.

Namun dia belum bisa merinci terkait dengan kriteria pelaku yang bakal dikebiri, mengingat Perpu masih dalam rancangan. Dalam waktu dekat, bersama Kementerian Sosial, pihaknya bakal meminta sejumlah ahli untuk merinci rancangan perpu tersebut. Bahkan sampai saat ini dia juga belum memiliki usul nama pengganti undang-undang itu.

Yohana pun belum bisa menargetkan kapan perpu tersebut selesai dirancang dan disodorkan kepada Presiden untuk kemudian digodok di DPR. "Yang pasti secepatnya akan kami selesaikan," katanya.

Yohana juga menjelaskan berbagai kemungkinan hukum tentang pemberlakuan perpu kebiri ini. Termasuk hak-hak tersangka untuk memiliki keturunan setelah organ reproduksinya dikebiri. Karena itu, ia akan mempertimbangkan masak-masak rancangannya itu.

Dia kembali menegaskan bahwa jumlah kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia, jumlah kekerasan anak mencapai 21,8 juta kasus selama 2010-2014.

AVIT HIDAYAT


Berita terkait

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

11 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

16 Oktober 2023

Pelamar PPPK Guru 2023 yang Tak Lolos Seleksi Administrasi Bisa Ajukan Sanggah, Begini Caranya

PPPK 2023 yang dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi, dapat mengajukan sanggahan.

Baca Selengkapnya

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

6 Oktober 2023

Kementerian: Anak Pelaku Pidana, Termasuk Perundungan di Cilacap, Berhak Dapat Pendidikan

Anak yang berhadapan dengan hukum sebagai pelaku tindak pidana tetap berhak mendapatkan pendidikan, tak terkecuali anak yang jadi pelaku perundungan.

Baca Selengkapnya

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

5 Oktober 2023

Marak Debat Hak Perempuan dan Aborsi di Pilpres Argentina, Kementerian Perempuan Terancam Ditutup

Pilpres yang sedang berlangsung di Argentina menyoroti debat tentang hak perempuan dan akses aborsi.

Baca Selengkapnya

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

15 September 2023

Masih Penyesuaian, Bayi Tertukar di Bogor Terkadang Rewel Cari Ibu Asuhnya

Dua bayi tertukar di Kabupaten Bogor masih menyesuaikan pengasuhan dengan orang tua biologis.

Baca Selengkapnya

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

13 September 2023

KemenPPPA Sebut Anak-Anak di Pulau Rempang Panik, Takut, dan Kemungkinan Trauma

Sebelas anak dilarikan ke RSUD Batam karena terkena gas air mata saat bentrokan antara warga dan polisi terjadi di Pulau Rempang.

Baca Selengkapnya

Kasus Bayi Tertukar di Bogor 99,9 Persen Valid, Polisi: Kami Tunggu Laporan Ortu

26 Agustus 2023

Kasus Bayi Tertukar di Bogor 99,9 Persen Valid, Polisi: Kami Tunggu Laporan Ortu

Kasus bayi tertukar di Kabupaten Bogor, akhirnya terungkap melalui hasil tes DNA

Baca Selengkapnya

Cegah Dampak Berkepanjangan, Psikologis Anak Saksi Bunuh Diri di Rel Diminta Diperiksa

11 Juli 2023

Cegah Dampak Berkepanjangan, Psikologis Anak Saksi Bunuh Diri di Rel Diminta Diperiksa

Kemen PPPA meminta Pemda memeriksa sejauh mana dampak psikologis peristiwa bunuh diri di rel terhadap anak-anak yang menyaksikan.

Baca Selengkapnya

Alasan KemenPPPA Tak Dukung Childfree

18 Februari 2023

Alasan KemenPPPA Tak Dukung Childfree

KemenPPPA mengaku tidak sependapat dengan pandangan tidak menginginkan keturunan atau childfree. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Kasus Penculikan Anak Meningkat Awal 2023, Apa Lagi Selain Penculikan Malika?

7 Februari 2023

Kasus Penculikan Anak Meningkat Awal 2023, Apa Lagi Selain Penculikan Malika?

Kasus penculikan anak bertambah lebih banyak pada awal 2023. Total 28 kejadian terjadi sepanjang awal tahun ini.

Baca Selengkapnya