Pelajar mengenakan masker di MTs An Nur, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 3 Oktober 2015. Anak-anak terutama bayi berumur di bawah lima tahun paling rentan terkena dampak kabut asap karena pada umur tersebut saluran nafas belum terbentuk sempurna. ANTARA/Rosa Panggabean
TEMPO.CO, Palangkaraya - Lokasi sekolah ini memang berada di permukiman padat penduduk di atas Sungai Kahayan. Hampir semua warga di sana bekerja pada sektor informal, seperti buruh bangunan, nelayan, dan pedagang di pasar. Untuk menuju sekolah yang menjadi pusat kunjungan Presiden Joko Widodo kali ini haruslah menggunakan jembatan titian yang terbuat dari kayu ulin dengan lebar sekitar 2 meter.
Ceritanya, saat itu Jokowi dan rombongan baru saja melakukan peninjauan dan sedang berfoto dengan murid sekolah itu. Para wartawan, baik cetak maupun elektronik, yang mengikuti kegiatan Presiden berkumpul di halaman sekolah yang lantainya tampak baru dan juga terbuat dari kayu tersebut.
Ketika Presiden mulai melakukan wawancara dengan puluhan wartawan, tiba-tiba masyarakat yang menyaksikan dari kejauhan berteriak, "Awas, tiang lantainya ambles ke dalam tanah, jangan di situ!" Padahal Jokowi baru sekitar satu menit menyampaikan penjelasan mengenai kebakaran hutan di Kalimantan Tengah.
Tak mau terjadi sesuatu terhadap pemimpinnya, akhirnya dengan sigap para pengawal Presiden membatalkan sesi wawancara yang dilakukan di sekolah tersebut.
"Tadi sudah saya sampaikan kepada panitia sebaiknya wawancara dilakukan di jalan masuk saja, jangan di halaman sekolah karena tiang lantai jelas tak mampu menopang beban ratusan orang," ujar Wali Kota Palangkaraya Riban Satia. Jokowi pun meninggalkan lokasi wawancara.
Selain melihat Sekolah Dasar Negeri 8 Pahandut yang dipasangi alat untuk mengubah udara kotor menjadi udara bersih, kunjungan Presiden Joko Widodo selama satu hari di Palangkaraya ini juga untuk meninjau pembuatan bloking kanal di Desa Tumbang Nusa, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau.
Dalam kunjungan ini, Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Joko widodo dan sejumlah menteri, seperti Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan; Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani; Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya; Menteri Kesehatan Nina F. Moeloek; Menteri Pendidikan Anies Baswedan; Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono; Sekretaris Kabinet Pramono Anung; dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Willem Rampangilei.