Deal Microsoft: Kenapa Jokowi Bisa Ulang Kesalahan SBY?  

Reporter

Selasa, 27 Oktober 2015 10:55 WIB

Presiden Barack Obama, bersalaman dengan Presiden Joko Widodo saat pertemuaannya di Gedung Putih, Washington, 27 Oktober 2015. Ini merupakan kunjungan pertama Presiden Jokowi ke Amerika setelah menjadi Presiden. AP/Susan Walsh

TEMPO.CO, Jakarta - Kerja sama antara pemerintah dan perusahaan peranti lunak raksasa, Microsoft, diharapkan bisa membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. “Jangan hanya akan menguntungkan Amerika,” kata pakar teknologi informasi, Onno Widodo Purbo, ketika dihubungi Tempo, 26 Oktober 2015.

Semula, Presiden Joko Widodo bakal bertemu dengan CEO Microsoft, Satya Nadella, pada Rabu pagi waktu Amerika Serikat, di Computer History Museum, California. Namun dengan alasan masih belum beresnya penanganan bencana kabut asal di Tanah Air, Jokowi membatalkan kunjungan ke Lembah Silikon itu.

Pertemuan itu menyangkut kerja sama Indonesia dengan Microsoft di bidang teknologi pendidikan. Dalam agenda pertemuan, yang beredar luas di jejaring sosial itu, disebutkan pemerintah Indonesia akan mendapat lisensi produk Microsoft Office 365 untuk 3,5 juta anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan pelajar Indonesia.

Microsoft akan menyediakan software Microsoft Office 365 untuk 47 juta pelajar Indonesia dengan nilai investasi US$ 4,8 miliar serta memberikan pelatihan kepada guru mengenai penggunaan teknologi berbasis komputasi awan ini dengan nilai investasi US$ 1 juta.

Namun, Onno menilai kerja sama itu tidak akan menguntungkan Indonesia dan hanya akan mengulang kesalahan yang sama pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada 2006 lalu, pemerintah Indonesia melalui Menteri Komunikasi dan Informatika, Sofyan Djalil, menandatangani nota kesepahaman dengan Microsoft. Pemerintah membeli lisensi 117.480 Microsoft Office dan 35.496 Microsoft Windows dengan harga Rp 300 miliar.


Selanjutnya: MoU yang diteken...


<!--more-->
MoU yang diteken ketika pemerintah sedang giat melaksanakan Program IGOS (Indonesian Go Open Sources) itu, menurut Onno, mematikan kreativitas pembuat peranti lunak nasional. Selain itu, peluang peranti lunak alternatif untuk digunakan di instansi pemerintah otomatis tertutup.

Onno menjelaskan, saat ini Indonesia membayar US$ 300 juta per tahun untuk seluruh penggunaan software Microsoft. Angka ini didapat dari biaya penggunaan satu perangkat komputer dengan peranti lunak Microsoft yang membutuhkan sekitar US$ 400. Artinya Indonesia tiap tahun bakal merogoh kocek lebih dalam lagi lantaran setiap sekolah menggunakan sistem itu. Padahal, ada sistem yang mirip dengan Microsoft dan dapat digunakan secara cuma-cuma.

Ketika dimintai konfirmasi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tidak menjawab pesan pendek yang dikirim Tempo. Satu-satunya penjelasan singkat hanya datang dari Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail Cawidu.

Meski mengaku belum mengetahui kerja sama tersebut, Ismail menyatakan instansinya mendukung pengembangan program yang dapat mengembangkan aplikasi dalam negeri. “Program yang dapat mengembangkan aplikasi dalam negeri kami support,” ujar dia.

DEVY ERNIS |ARIYANI

Baca juga:
Wawancara Jokowi: Terungkap, Ini Pukulan Terberat Presiden
Ribut Risma Tersangka: 5 Hal Ini Mungkin Anda Belum Tahu

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 jam lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

2 jam lalu

Presiden Jokowi Beri Semangat Timnas Indonesia U-23 untuk Kejar Tiket Olimpiade Paris 2024 Usai Dikalahkan Irak

Setelah kalah melawan Irak, timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff untuk mengejar tiket berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

2 jam lalu

Presiden Jokowi: Pencapaian Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024 Layak Diapresiasi

Presiden Jokowi menilai pencapaian Timnas U-23 Indonesia yang mencapai semifinal di Piala Asia U-23 2024 layak diapresiasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

3 jam lalu

Bahlil Janji Percepat Investasi untuk Swasembada Gula dan Bioetanol

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan akan mempercepat investasi untuk percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

6 jam lalu

Terpopuler: Pria Sobek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai, BTN Didemo karena Uang Nasabah Hilang

Terpopuler bisnis: Pria menyobek tas Hermes di depan petugas Bea Cukai karena karena diminta bayar Rp 26 juta, BTN didemo nasabah.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

8 jam lalu

Presiden Jokowi Dorong Hilirisasi untuk Stabilkan Harga Jagung

Harga Jagung di tingkat petani anjlok saat panen raya. Presiden Jokowi mendorong hilirisasi untuk menstabilkan harga.

Baca Selengkapnya

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

18 jam lalu

Diperpanjang hingga 2061, Ini Kronologi Kontrak Freeport di Indonesia

Pemerintah memperpanjang kontrak PT Freeport Indonesia hingga 2061 setelah kontrak mereka berakhir pada 2041 dengan kompensasi penambahan saham 61%

Baca Selengkapnya

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

18 jam lalu

Gibran Sebut Siapkan Roadmap Soal Partai Politiknya ke Depan

Gibran mengaku telah memiliki roadmap untuk partai politik yang dipilihnya setelah tak bergabung lagi dengan PDIP.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

21 jam lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

21 jam lalu

Kontrak Freeport Diperpanjang hingga 2061, Bahlil: Kita Kembalikan Milik Orang Indonesia

Pemerintah bakal memperpanjang kontrak PT Freeport hingga 2061. Menteri Bahlil Lahadalia klaim Freeport sudah jadi perusahaan milik Indonesia.

Baca Selengkapnya