Hari Santri, Ratusan Santri di Klaten Gelar Upacara Bendera

Reporter

Kamis, 22 Oktober 2015 19:47 WIB

Sejumlah santri mengikuti upacara di Dewan Pengurus Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, 22 Oktober 2015. Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional. ANTARA Foto

TEMPO.CO, Klaten -Berada di pelosok dan jauh dari keramaian kota, warga dan para santri di Desa Troso di Kecamatan Karanganom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah tak mau ketinggalan ikut merayakan penetapan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober 2015.

Peringatan Hari Santri di Pondok Pesantren Al Muttaqien dirayakan dengan upacara bendera dan pembacaan ikrar santri, serta penampilan atraksi seni bela diri. “Dengan ditetapkannya Hari Santri, kami merasa mendapat perhatian yang setara dari pemerintah, sama dengan perhatian yang diberikan pada para pelajar di sekolah umum,” kata Fatkhiyana Zulfa, 15 tahun, salah satu santri di Pondok Pesantren Al Muttaqien.

Pondok pesantren Al Muttaqien di Desa Troso didirikan pada 1994 oleh Mbah Liem, salah satu sesepuh Nahdlatul Ulama. “Pro kontra ihwal penetapan Hari Santri itu wajar dalam kehidupan demokrasi,” kata Ketua Yayasan Al Muttaqien Pancasila Sakti, A. Muhammad Choiri Fatkullah. Menurut Choiri, kekhawatiran muncul lagi dikotomi santri-abangan di kalangan masyarakat akibat penetapan Hari Santri terlalu berlebihan.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Yayasan Al Muttaqien Pancasila Sakti Choiri Saifudin Zuhri. “(Almarhum) Mbah Liem tidak pernah membeda-bedakan santri dan abangan,” kata Saifudin. Mbah Liem, kata dia, sengaja membangun pondok pesantren tepat di tengah kaum abangan. “Tujuan beliau menjadi penengah dari kalangan santri yang hanya memikirkan akhirat di sisi kanan dan kalangan abangan yang hanya mengedepankan logika di sisi kiri,” kata Saifudin.

Sebelum upacara, ratusan santri berpakaian serba putih berjalan kaki menyusuri gang-gang sempit beralas beton di permukiman yang dikepung sawah. Di barisan terdepan, enam santri perempuan membentangkan spanduk besar bertuliskan “Kirab Hari Santri Nasional”. Diiringi permainan drum band dan rebana, ratusan santri di belakangnya melantunkan lagu-lagu berbahasa Arab yang mengagungkan nama Tuhan dan Nabi Muhammad dengan penuh semangat.

Meski Hari Santri yang ditetapkan Presiden Joko Widodo masih menjadi kontroversi, sebagian warga Desa Troso seolah tidak peduli. Sembari menggandeng atau menggendong anak-anaknya, sejumlah warga turut bergabung dalam kirab sederhana, yang berujung pangkal di Pondok Pesantren Al Muttaqien Pancasila Sakti.


Setelah 21 tahun berlalu, Saifudin mengatakan, pondok peninggalan Mbah Liem kini tidak hanya dipadati para santri dari dua wilayah, yang semula berseberangan paham tersebut. “Saat ini, santri kami dari Madrasah Tsanawiyah (setingkat SMP) dan Madrasah Aliyah (setingkat SMA) mencapai 450 orang dari 11 provinsi di Indonesia,” kata Saifudin.


DINDA LEO LISTY


Baca juga:
Dewie Limpo Terjerat Suap: Inilah 7 Fakta Mencengangkan
Skandal Suap: Terkuak, Ini Cara Dewie Limpo Bujuk Menteri






Advertising
Advertising








Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

9 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

13 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

17 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

19 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

19 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya