Korban Kabut Asap di Pekanbaru Tolak Dievakuasi, Kenapa?  

Reporter

Kamis, 22 Oktober 2015 16:38 WIB

Warga memadatai komplek stadion utama Riau meski berselimut kabut asap di Pekanbaru, 18 Oktober 2015. Indeks Standar Pencemaran Udara berada pada angka 290 Psi atau tidak sehat. TEMPO/Riyan Nofitra

TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan kembali menyelimuti sejumlah wilayah Riau. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berada di level berbahaya. Namun tidak semua warga di Riau mau dievakuasi oleh pemerintah.

"Kami sudah buat posko pengungsian, tapi masyarakat kurang memanfaatkannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru Helda Suryani Munir, Kamis, 22 Oktober 2015.

Menurut Helda, sebelumnya pemerintah Kota Pekanbaru telah membuka dua ruangan di Kantor Wali Kota Pekanbaru, yakni ruang VVIP dan aula pertemuan untuk pengungsian ibu hamil dan balita. Namun posko tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat.

Sejak posko evakuasi dibuka, kata Helda, hanya tujuh keluarga yang mau menginap di ruang evakuasi. Selebihnya memilih tetap berada di rumah dengan alasan banyak pekerjaan rumah yang tidak bisa ditinggalkan. Padahal warga telah dijemput dari rumah menggunakan mobil Puskesmas keliling. Pemerintah juga telah menyediakan makanan dan perlengkapan bayi.

"Warga banyak yang tidak mau dengan alasan tidak bisa meninggalkan aktivitas di rumah," katanya.

Alasan lainnya, kata Helda, warga menilai posko pengungsian terlalu jauh dari rumahnya. "Banyak mengeluh soal jarak yang jauh," ujarnya.

Helda berujar warga yang mengungsi di kantor Wali Kota Pekanbaru pekan lalu telah dipulangkan ke rumah masing-masing, menyusul udara sempat membaik. Namun sejak Minggu kemarin hingga kini, kondisi cuaca di Pekanbaru kembali memburuk akibat asap pekat muncul lagi. "Saat ini pencemaran udara sudah luar biasa," katanya.

Untuk itu, Dinas Kesehatan Pekanbaru kembali membuka posko evakuasi untuk warga Pekanbaru, khususnya ibu hamil dan balita. Posko dibuka di tiga Puskesmas, yakni Puskesmas Sidomulyo, Puskesmas Tenayan, Raya dan Puskesmas Rumbai Pesisir. Puskesmas dinilai lebih efektif lantaran dekat dengan pemukiman warga.

Helda mengatakan selain membuka posko evakuasi, pelayanan kesehatan lebih disiagakan baik di tingkat kelurahan maupun kecamatan. Puskesmas di setiap daerah terbuka 24 jam melayani warga yang sakit terpapar asap.

Seorang warga Pekanbaru, Indra, mengatakan faktor jarak yang terlalu jauh membuat warga keberatan dievakuasi di kantor wali kota. Menurut Indra, sebaiknya dinas membuka posko evakuasi di setiap kelurahan. Dia juga meminta pemerintah sebaiknya menurunkan tim dokter di setiap kelurahan untuk memeriksa kesehatan masyarakat.

"Kami inginkan pemerintah juga menyediakan satu tabung oksigen untuk satu keluarga yang terpapar asap," ucapnya.

Posko pengungsian yang dibuka Pemerintah Provinsi Riau di Gor Tri Buana, Pekanbaru, juga tidak berjalan maksimal. Sejak dibuka beberapa waktu lalu, tidak satupun masyarakat mau menempati posko tersebut.

Pantauan Tempo, Gor tersebut telah ditutup oleh pemerintah. Semua fasilitas evakuasi telah dibereskan. Warga beralasan tempat tersebut tidak layak dijadikan tempat evakuasi lantaran masih rentan dimasuki asap.

"di Gor itu panas, jendelanya juga banyak yang terbuka, mudah dimasuki asap. Lebih baik kami di rumah saja kalau tempat evakuasinya begitu," kata Dodi, warga Pekanbaru lainnya.

Satelit Terra dan Aqua memantau titik panas sebanyak 656 tersebar di Sumatera. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan dengan hari sebelumnya sebesar 633 titik.

"Titik panas terpantau pukul 07.00," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru Sugarin Widayat, Kamis, 22 Oktober 2015.

Sugarin berujar, Sumatera Selatan masih menjadi daerah penyumbang titik panas terbanyak, yakni 572 titik. Kemudian disusul Jambi dengan 38 titik, Bangka Belitung 11 titik, Lampung 3 titik, dan Kepulauan Riau 1 titik.

Sedangkan, untuk wilayah Riau terpantau 31 titik panas tersebar di Indragiri Hulu dengan 15 titik, Pelalawan 12 titik, Indragiri Hilir 3 titik, dan Meranti 1 titik. "Tingkat kepercayaan di Riau di atas 70 persen atau 26 titik panas," ucap Sugarin.

Sugarin mengatakan secara umum, kondisi cuaca Riau cerah berawan disertai kabut asap. Peluang hujan sangat kecil dalam intensitas ringan di Riau utara. "Temperatur maksimum 33,5 derajat Celcius," tuturnya.

Kabut asap mengganggu kualitas udara di beberapa daerah di Riau. ISPU berada pada level 564 Psi atau berbahaya. Kabut asap pekat yang mengepung Riau mengganggu jarak pandang. Misalnya, Pekanbaru jarak pandangnya menurun hingga 100 meter, Rengat 50 meter, Pelalawan 80 meter, dan Dumai 200 meter.

RIYAN NOFITRA


Berita terkait

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

21 Agustus 2023

Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil, Tambah Curah Hujan

KLHK melaporkan kegiatan teknologi modifikasi cuaca untuk mengendalikan kebakaran hutan dan lahan telah membuahkan hasil pada area penyemaian awan d

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

Pertamina Alihkan PI 10 Persen Blok Rokan dan Blok Kampar ke Pemerintah Provinsi Riau

28 Juni 2023

Pertamina Alihkan PI 10 Persen Blok Rokan dan Blok Kampar ke Pemerintah Provinsi Riau

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Kampar telah menandatangani Perjanjian Pengalihan dan Pengelolaan 10 Persen PI alias Participating Interest dari Wilayah Kerja (WK) atau dikenal Blok Rokan dan Blok Kampar untuk Provinsi Riau.

Baca Selengkapnya