Kabut Asap, Ini Saran Perhimpunan Dokter Paru Indonesia

Reporter

Senin, 12 Oktober 2015 18:41 WIB

Sejumlah warga desa menutupi hidungnya karena asap tebal akibat kebakaran hutan di Pulau Mentaro, Muaro Jambi, Sumatera, 15 September 2015. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta- Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Arifin Nawas mengajak masyarakat, yang terkena paparan kabut asap, tetap menjaga kesehatannya. Selain menggunakan masker, ia meminta masyarakat untuk mematuhi peraturan yang diterapkan oleh pemerintah.

"Misalnya, jangan keluar rumah kalau sedang kondisi seperti ini," ujar Arifin setelah konferensi pers Penanganan dan Pencegahan Dampak Kabut Asap di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta, Senin, 12 Oktober 2015.

Selain memakai masker, Arifin meminta agar masyarakat tidak terlalu sering berada di luar. Pasalnya, kondisi udara memang sedang tidak memungkinkan. Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak memperparah kondisi dengan menambah asap baru. "Jangan dengan kondisi seperti ini malah merokok, membakar obat nyamuk di dalam ruangan," kata dia.

Arifin juga mengingatkan masyarakat untuk memperbanyak asupan air. Hal ini kadang sering dilupakan oleh masyarakat. Menurut dia, saat ada kabut asap, lendir atau dahak akan berusaha menyaring dan menangkap debu yang masuk. Akibatnya, dahak akan menempel di tenggorokan. Salah satu dampaknya adalah sulit berbicara.

PDPI sepakat kabut asap tidak akan serta-merta memakan korban jiwa jika tidak diikuti penyakit bawaan lainnya. Mereka, yang memiliki penyakit seperti asma dan jantung lah, yang lebih berisiko dibanding yang sehat. Bahkan dalam jurnal ilmiah, sekretaris umum PDPI mengungkapkan belum ada yang menyatakan kabut asap dapat menyebabkan kematian atau bahkan kanker paru-paru.

Hingga kini, kabut asap masih terus melanda Sumatera dan Kalimantan. Menurut Sekertaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana Dody Ruswandi, saat ini pergerakan angin sedang menuju ke barat sehingga Sumatera Barat menjadi wilayah yang paling terkena dampak kabut asap. Kondisi ini berubah setelah sebelumnya angin mengarah ke utara, yakni ke negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Antisipasi Kabut Asap Kebakaran Hutan, Ketua DPRD Jambi: Jangan Lengah

30 Agustus 2024

Antisipasi Kabut Asap Kebakaran Hutan, Ketua DPRD Jambi: Jangan Lengah

Satgas Karhutla dan semua pihak harus segera mengatasi Kebakaran hutan yang menimbulkan kabut asap. Ketua DPRD Jambi mengimbau masyarakat tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar hutan.

Baca Selengkapnya

12 Warga Sumsel Gugat Tiga Perusahaan Akibat Asap Kebakaran Hutan

29 Agustus 2024

12 Warga Sumsel Gugat Tiga Perusahaan Akibat Asap Kebakaran Hutan

Gugatan itu diajukan atas munculnya asal kebakaran hutan dan lahan yang terus berulang di wilayah Sumatera Selatan.

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya