KPAI: Jangan Ada Saling Dendam Anak Salim Kancil dan Pelaku

Reporter

Minggu, 11 Oktober 2015 19:18 WIB

Tim DVI melakukan olah tempat kejadian perkara kasus tindak kekerasan kepada dua warga penolak tambang pasir di Balai Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. TEMPO/David Priyasidharta

TEMPO.CO, Lumajang - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendapat laporan bahwa dampak psikologis penganiayaan terhadap aktivis antitambang di Lumajang, Salim alias Kancil dan Tosan, tidak hanya dialami anak korban, tapi juga anak-anak pelaku.

Komisioner KPAI, Susanto mengatakan tengah mendalami dampak pembunuhan secara terbuka di depan anak-anak itu terhadap perkembangan jiwa mereka. "Sedang kami dalami bagaimana dampaknya pada anak-anak, karena penyiksaan dilakukan di depan anak-anak TK dan PAUD," ujarnya, Sabtu kemarin, 10 Oktober 2015.

Susanto menuturkan informasi yang dia terima, beberapa anak tidak masuk sekolah hingga sepekan karena masih trauma. Mereka bukan hanya anak korban, namun juga anak-anak pelaku penganiayaan dan pembunuhan. "Hasil fact finding kami rekomendasikan kepada pemerintah daerah dan Kementerian Pendidikan, agar masalah ini diberi atensi khusus," kata dia.

Menurut Susanto anak Tosan satu kelas dengan anak pelaku. Di sisi lain, anak Salim Kancil yang masih kelas 5 sekolah dasar satu sekolah dengan anak Kepala Desa Selok Awar-awar Hariyono. Hariyono diduga otak di balik pembunuhan Salim. "Data sementara yang kami dapatkan adalah memang ada perbedaan sikap siswa yang bersangkutan antara sebelum kejadian dan setelah kejadian, yakni cenderung pendiam, bengong dan tiba-tiba tertutup," katanya.

Rekomendasi awal yang dikeluarkan KPAI ialah pihak sekolah harus memastikan anak-anak, baik keluarga pelaku maupun korban, tetap bisa bersekolah secara aman, nyaman dan berinteraksi secara wajar. Karena itu guru diharapkan melakukan pendampingan secara sistematis. "Agar jangan sampai ada balas dendam, tidak boleh ada rasa saling membenci di hati anak-anak" katanya.

Susanto mempersilakan proses hukum atas kasus tersebut tetap berlanjut, namun tanpa mengikutkan psikologis anak. Yang penting lagi, kata dia, interaksi sosial di antara anak-anak pelaku dan korban harus diperkuat agar tidak ada segregasi dan pemisahan. "Kalau terjadi pemisahan, secara psikologis akan menimbulkan dampak negatif bagi perkembangan anak," katanya.

Sebab Susanto juga mengaku menerima laporan bahwa anak salah seorang pelaku mulai menerima bullying dari teman-temannya. Misalnya dicibir dengan kata-kata 'bapakmu dihukum.' Susanto meminta agar hal semacam itu disetop. "Jangan sampai anak terikutkan dalam proses hukum yang berlangsung," katanya.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

13 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

16 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

36 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol

2 Oktober 2023

Kisah Kekeringan Melanda Lumajang, Pedihnya 3 Kali DAM Gambiran Jebol

Bencana kekeringan pun melanda Lumajang.

Baca Selengkapnya

Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

20 September 2023

Ratusan Hektare Sawah di Kabupaten Lumajang Kekeringan, Ini Saran Khofifah Indar Parawansa

Gubernur Jawa Timur meminta para petani di Kabupaten Lumajang belajar ke para petani di daerah Mataraman untuk mengatasi masalah kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kekeringan di Lumajang Meluas, 86 Titik Dropping Air Bersih Tersebar di 7 Kecamatan

15 September 2023

Kekeringan di Lumajang Meluas, 86 Titik Dropping Air Bersih Tersebar di 7 Kecamatan

Sebanyak 17 desa di 7 Kecamatan Kabupaten Lumajang menjadi daerah terdampak kekeringan di musim kemarau tahun ini. BPBD beri bantuan air bersih.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kabupaten Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor

8 Juli 2023

Pemerintah Kabupaten Lumajang Tetapkan Status Tanggap Darurat Usai Banjir Lahar Dingin dan Tanah Longsor

Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat untuk menghadapi bencana banjir lahar dingin dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

7 Juli 2023

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

Bencana tanah longsor memakan tiga korban jiwa di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Apa Maksud Jefri Nichol Unggah Potret Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah?

28 Maret 2023

Apa Maksud Jefri Nichol Unggah Potret Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah?

Aktor Jefri Nichol mengunggah foto tokoh korban pelanggaran HAM seperti Salim Kancil, Widji Thukul, Munir, dan Marsinah. Ini profil mereka.

Baca Selengkapnya