TEMPO Interaktif, Karanganyar:Pembangkit listrik yang dikelola swasta rencananya akan dibangun di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Teknologi yang digunakan tenaga uap dengan kapasitas 130 MW. Pembangunan proyek ini dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan investor dari Malaysia, yakni Aquasis Construction Engineering (ACE), PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Karanganyar, serta PDAM Karanganyar. Menurut Ketua Kadin Karanganyar, KRMTH Sri Sadoyo, penandatanganan nota kesepahaman proyek ini telah dilakukan akhir pekan lalu. "Jika tidak ada aral melintang, proyek ini segera dibangun dengan melibatkan konsorsium pengusaha Malaysia yang tergabung dalam ACE tersebut," ungkap Sri Sadoyo, Senin (19/12). Keberadaan pembangkit listrik berbahan bakar batu bara tersebut direncanakan untuk memenuhi kebutuhan listrik industri di wilayah karesidenan Surakarta yang terdiri tujuh kabupaten/kota. "Sisanya bisa dijual ke PLN," ungkapnya. Masing-masing anggota konsorsium, jelas Sri Sadoyo, punya peran khusus, seperti ACE mencarikan sumber dana dan merancang bangun instalasi, Kadin melakukan survei awal untuk lokasi, PDAM memasok kebutuhan air, serta Bukit Asam yang menyediakan bahan bakar. Dengan adanya instalasi listrik swasta tersebut, kelak kalngan industri yang kini dibebani penalti Daya Max Plus oleh PLN bisa memilih alternatif perusahaan tersebut. Nilai investasi dari ACE direncanakan sebesar Rp 1,3 triliun untuk biaya pembangunan proyek itu. "Dana itu sudah siap dikucurkan dan hanya menanti proses perizinan ataupun hasil survei awal. Konsorsium Malaysia menawarkan sistem alih kepemilikan pada masyarakat dari teknologi tersebut, setelah mereka memperoleh keuntungan dalam tempo tertentu," papar Sri Sadoyo. Dalam tempo 5-10 tahun perusahaan itu diperkirakan sudah bisa break even point (BEP) atau kembali modal. Setelah itu ACE Malaysia masih akan mengelolanya lagi selama beberapa tahun, sebagai keuntungan. Selajutnya proyek itu bisa dikelola masyarakat. Anas Syahirul